By Christie Damayanti
***
Kalau di Jakarta, bawah kolong jalan layang, sebgaian besar hanya terbuka saja, dan biasanya dipakai oleh warga yang tidak mempunyai rumah untuk tidur, atau ada juga yang membangun warung2 tanpa ijin, PKL2 bahkan taman pun di rusak.
Walau di beberapa kolong jembatan layang (misal, di daerah Menteng dekat Cikini) dibangun RPTRA, dan terlihat lenih baik, tetapi kolong jembatan laying masih merupakan momok bagi warga, karena sering terjadi tindak krimial karena gelap dan pemerintah tidak memberikan saluran lampu yang baik.
Kita tidak mengulas kolong jembatan laying di negara2 lain, karena mereka sibuk mendandani kolong jembatan layang dengan taman cantik atau berbagai ruang public untuk masyarakat sekitar, termasuk di Bandung. Di Bandung, kolong jembatan layang, terlihat sangat indah dengan ruang2 publiknya.
Ulasanku tentang kolong jembatan layang di Jakarta, sudah ada beberapa artikel. Dan aku ingin mengulas sebuah jalur jembatan layang kereta, yang menjadi sarana transportasi utama di Jepang, menjadi sebuah pertokoan unik, klasik dan 'mahal!'
***
Menuju ke suatu tempat di Jepang, atau dimanapun juga, pasti mempunyai cara2 yang berbeda. Ketika di Jepang dimana kereta adalah sarana transportasi terbaik untuk menuju ke sebuah tempat, tetapi ada cara lain selain naik bus atau mobil. Yaitu dengan berjalan kaki.



Jika berjalan kaki di Jakarta, mungkin banyak pejalan kaki malas menjalaninya, karena panas dan tidak aman, berbeda dengan berjalan kaku di Jepang. Justru untukku sendiri, sebagai wisatawan manca Negara dan sebagai seorang arsitek, berjalan kaki justu bisa lebih mendalami dan meresapi keadaan disana, lingkungannya yang bagaimana serta bisa memrekam suasana lewat video atau foto2, untk menjadi artikel2 tentang apa yang aku rasakan, apa yang aku lakukan dan bagaimana aku bisa mendapat inspirasi dari sana.