By Christie Damayanti
Konsep Les Papillons, sebagai dasar si kampus mungil untuk mulai memberdayakan mereka, sebelum keluar sebagai kupu2 cantik ......
"Les Papillons"
Kupu2 itu terbang tinggi, diantara bunga2, Sayapnya yang canyik, dipamerkannya kepada dunia,
Kepakannya menghamburkan putik sari si bunga, dan dunia tunduk kepadanya ....
Seekor kupu2 berasal dari seekor ulat kecil. Bagi sebagian orang, ulat itu sangat menjijikan. Bahkan sebagian lagi, menganggap ulat harus dibasmi. Mereka tidak tahu atau mereka tidak mau mengerti, bahwa si ulat kecil itu akan menjadi seekor kupu2 yang sangat cantik! Dan kupu2 itu akan "menaklukan" dunia, dengan keindagan sayap2 nya .....
Tetapi untuk menjadi seekor kupu2 yang cantik, si ulat kecil itu harus melewati serangkaian proses yang mungkin untuk si ulat kecil, akan cukup menyakitkan, dan proses itu tidak sebentar.
Si ulat kecil akan "dikurung" dalam kepompong dalam beberapa waktu, dan ketika si ulat kecil itu sampai pada waktunya, dia berusaha meloloskan dirinya dari kepompong yang melingkupinya.
Lalu .....
Munculah seekor kupu2 cantik, dengan kepakan sayapnya. Terbang rendah, pada awalnya. Semakin tinggi, dan semakin tinggi. Mencari madu untuk di minumnya. Ya, si ulat kecil itu sudah menjadi seekor kupu2 cantik .....
***
Ketika mereka berjuang untuk menjadi seseorang yang di lihat dunia, mungkin tidak ada yang tahu atau tidak ada yang mau mengerti, tentang sebuah proses. Sebagian orang, ingin cepat selesai. Instan, tanpa melewati sebuah proses.
Sebuah "kampus mungil" itu adalah sebagai kepompongnya. Banyak ulat2 kecil disana. Berproses dengan waktu. Ada yang terus berproses, ada yang gugur. Dan mereka berada dalam kepompong ini, dalam kurun waktu yang tidak sebentar. Tidak da yang tahu, bagaimana mereka berproses, tetapi "kampus mungil" ini, tetap siap untuk konsep2 bagi mereka untuk berproses.