Tahun 2009, kuil ini juga berada dalam deretan 100 Landscape Jepang terbaik. Semua yang berhubungagn dengan tata ruang hijau Jepang ini, benar2 membuktikan keindahan dan suasana yang terpancar dari keunikkan2 tersendiri dari kuil ini ...... Ketika aku disana, di musim semi tahun 2018 lalu, aku merasa tengan sebuah kehidupan yang "lebih tua" dari kota tua Shibamata. Memang sudah jelas, bahwa kuil ini dibangun tahun 1629 dan kota tua era Taisho Shibamata baru ada tahun 1912.Â
Tapi yang aku maksud dari "lebih tua" adalah bahwa desain arsitektural kuil Shibamata Taishakuten ini, benar2 terlihat old-old-old fashion sebuah desain. Seperti jaman sebelum ada desain. Entahlah ..... aku merasakan demikian. Dan suasana magis, di sekitar jam 17.00 waktu iu sementra cuaca mendung dan matahari semakin redup dengan menuju remang, kuil ini cocok untuk merenung dan berdiam diri untuk berdoa .....
Â
Taman Jepang (atau Suikeien) dari sebuah cemara Jepang yang kelihatannya sudah sangat tua, memang akhirnya membuat kuil ini dianugerahkan berbagai penghargaan tentang tata lingkungan penghijauan. Dengan detai dan kehati-hatian yang piawai, ranting2 cemara yang terus memanjang, terus ditumpu, dan dibentuk secara natural. Membuat aku berdecak kagum!
Kayu2 yang dipakai sejak ratusan tahun lalu, diukir dengan keahlian tinggi, yang kesemuanya berdasarkan adegan "Lotus Sutra" dengan cerita2 klasiknya. Hampir semua bertuliskan kanji. Hanya ada beberapa dibawah tulisan kanji, berbahasa Inggris.
Kompleks kuil ini, dilengkapi Suieien atau taman Jepang, yang sebenarnya tidak besar. Tetapi cukup besar dengan dilengkapi oleh konten2 yang sangat detal dan bertekstur. Jepang memang sangat detail untuk mempresentasikan sesuatu, sejak jaman dahulu kala .....
Sayang, aku datang sudah terlalu sore, menjelang gelap sehingga petugas yang menunggu ukiran ini sudah tidak ada .....