By Christie Damayanti
Ketika kita travelling kemanapun, apalagi ke luar negeri, dengan waktu dan dana yang terbatas, pastilah kita akan berkeliling dan berwisata ke daerah2 yang 'mainstream'. Tempat2 wisata yang terkenal, dan biasanya hanya 'sight-seeing' saja sambil berfoto2.
Tidak banyak yang dating travelling kemanapun, mau bersusah payah untuk mendatangi tempat2 wisata yang 'tidak biasa' dan dipiran kita, belum tentu tempat wisata itu bagus. Dan juga tempat2 wisata yang 'tidak biasa', atau yang tidak terlalu di blow-up kota itu, kesana pun kita membutuhkan dana. Jadi, buat apa kesana?
Berbeda jika kita sering ke suatu tempat, bahkan kita inggal di suatu tempat, kita sudah bosan ke tempat2 wisata yang 'mainstream', dan kita akan mendatangi tempat2 wisata yang 'tidak biasa' .....
Nah .....
Karena anakku tinggal, kuliah dan bekerja di Tokyo, dan aku minimal 3x setahun menjenguknya kesana, tentu aku bukan disebut "turis mancara Negara" lagi. Mungkin benar, aku tetapturis, tetapi karena seringnya aku kesana dan aku sudah mulai bosan untuk hilir mudik ke tempat2 wisata yang 'mainstream', aku mulai mencari tempat2 wisata yang 'tidak biasa', bahkan menerobos masuk ke tempat2 wisata yang cukup 'terpencil', di tengah kita karna aku adalah pemakai kursi roda.
So, ketika seorang teman filatelisku, Bp Richard Susilo yang menikah, tinggal dan bekerja di Tokyo mengundangku untuk bertem di daerah rumahnya pada musim semi 2018 lalu, tentu aku tidak meyia-nyiakan kesempatan ini. Ke suatu tempat, bertolak belakang dari Tokyo yang hingar bingar, ke Kanamachi distrik kecil untuk perumahan warga Jepang ....
Kanamachi
***
Â