By Christie Damayanti
Pernah mendengar kata "Samurai?"
Samurai (?), atau dalam bahasa Jepang disebut bushi (?, [bu.i]) atau buke (?), adalah bangsawan militer abad pertengahan dan awal-modern Jepang. Pada akhir abad ke-12, samurai menjadi hampir seluruhnya identik dengan Bushi, dan kata itu terkait erat dengan ksatria kelas menengah dan atas.
Samurai mengikuti seperangkat aturan yang kemudian dikenal sebagai Bushido. walaupun samurai masih kurang dari 10% dari populasi Jepang, ajaran mereka masih dapat ditemukan hingga hari ini baik dalam kehidupan sehari - hari maupun dalam seni bela diri modern Jepang.
Samurai harus sopan dan terpelajar, dan semasa Keshogunan Tokugawa berangsur-angsur kehilangan fungsi ketentaraan mereka. Dengan reformasi Meiji pada akhir abad ke-19, samurai dihapuskan sebagai kelas berbeda dan digantikan dengan tentara nasional menyerupai negara Barat. Bagaimanapun juga, sifat samurai yang ketat yang dikenal sebagai bushido masih tetap ada dalam masyarakat Jepang masa kini, sebagaimana aspek cara hidup mereka yang lain.(Wikipedia).
***
Diatas, arti samurai bukan sekedar sebuah pedang, yang sering kita dengar disini. Lebih dalam lagi, berarti bangsawan militer dan 'pahlawan' bagi Jepang.
Samurai Jepang di jaman dahulu, mungkin benar2 dalam arti harafiahnya. Pejuang, dan ksatria unyuk memperjuangkan keluarga dan negaranya. Sama dengan istilah pahlawan di negara kita, orang2 yang berjuang untuk membela negara kita tercinta.
Tetapi harafiah ini menjadi berubah bantuk. Pahlawan sekarang bukan hanua istilah orang2 yang membela bangsa dan negaranya saja, tetapi istilah pahlawan bisa saja melekat kepada orang2 yang selalu membela siapa dan apapun untuk keberlangsungannya.
Seperti guru. Pahlawan tanpa tanda jasa. Bahkan orang tua kita juga disebut pahlawan karena hidupnya untuk memperjiangkan hidup dan masa depan mereka. Dan semua orang bisa menjadi pahlawan bagi orang2 terdekat.