Mohon tunggu...
Christie Damayanti
Christie Damayanti Mohon Tunggu... Arsitek - Just a survivor

Just a stroke survivor : stroke dan cancer survivor, architect, 'urban and city planner', author, traveller, motivator, philatelist, also as Jesus's belonging. http://christiesuharto.com http://www.youtube.com/christievalentino http://charity.christiesuharto.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Sebuah Negara ''Antah Berantah'' dengan Bahasa dan Tulisan Cacingnya, Duniaku yang Baru

2 Januari 2018   13:54 Diperbarui: 2 Januari 2018   14:07 1379
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

By Christie Damayanti

Jepang!

Mimpiku tidak di Jepang. Sejak kecil, ketika papa bertugas belajar di Belanda selama beberapa tahun dan aku masih balita, mimpiku adalah ikut dengan papa ke Belanda. Dan papan sering bercerita lewat kartu pos yang dikirimkan kepadaku dari Belanda. Dan ketika papa pulang, ratusan kali papa berkata bahwa beliau akan mengajak kami ketiga anak2nya keliling dunia, sebelum kami bsa punya uang sendiri ......

Jadi jelas, mimpiku dalah Eropa, terutama Belanda karena setelah papa pulang, sering kali beliau bercerita tentang indahnya Eropa, indanhnya Belanda dan indahnya Bunga Tulip. Bukan Amerika, bukan Australia. Apalagi Jepang. Sehingga, pikiran dan hatiku terbentuk dalam sebuah dunia 'klasik Eropa', seperti aliranku sebagai arsitektur adalak 'klasik'.

Tetapi ketika anakku, Michelle bermimpi tentang Jepang, aku hanya geleng2 kepala. Untukku, Jpang adalah sebuah negara 'aneh' di dunia antah berantah dengan bahasa dan tulisannya yang juga aneh, tetapi Jepang memang mempunyai ciri khas yang 'manis', mulai dari perempan dan fashionnya serta keindahan yang berbeda dengan keindahan Eropa.

Waktu Michelle anakku yang kecil masih balita, suatu saat dia berkata'

"Ma, nanti kloaku sudah besar aku mau tinggal di rumah Nobita, ya"

Dan impiannya itu sudah terwujud, seperti yang aku ceritakan di artikel2ku sebelumnya di link dibawah ini. Tentu saja, aku sangat bangga dengagn pencapaian mimpinya. Bahkan dia sudah mampu membiayai hidup dan sekolahnya sendiri. Dan sebagai mamanya, walau aku tetap siap dengan segala bentuk tanggung jawabku untuk menuntaskan kewajibanku dalam hal dana dan didikanku, pun aku juga harus bersiap tentang segala hal yang berhubungan dengan 'Jepang'.

***

Pertama kali aku sadar bahwa Jepang adalah sebuah negara kecil tapi padat dan sarat dengan teknologi, awalnya aku berpiir bahwa nanti Michelle akan belajar tentang salah satu teknologi yang dia suka. Minalnya tentang games atau multi media. Ahkan tentang robotic sampai kepikiran untuk Michelle belajar tentang gempa. Jika itu yang terjadi, aku bersiap untuk kerjasama denannya jika dia sudah lulus sebagai sarjana yang berhubungan dengan gempa.

Walau yang terjadi adalah sebaliknya. Bahwa Michelle benar2 bersiap dengagn apapun yang menjadi pilihannya, tanpa aku bisa melarangnya karena toh dia membayar semuanya dengan gajinya sendiri, bukan dai aku seagai mamanya, hahaha ...... dan aku berserah pada Tuhan untuk yang terbaik bagi Michelle.

Tidak terlalu ambil pusing dengan pilihannya, karena aku tahu bahwa dia akan memilih yang terbaik bagi hidupnya sebagai tanggung jawabnya sebagai anak, aku sendiri hanya mulai mempelajari tentang sebuah negara bernama Jepang, yang jika Tuhan berkenan, aku akan ikut menemaninya tinggal disana bersama anakku.

Jepang adalah sebuah negara kepulauan seperti Indonesia walau tidak sebesar negara kita. Terletak di Asia Timur dengan 6.800 --an pulau2 dengan 4 pulau terbesar adalah Hokkaido, Honshu, Shikoku dan Kyushu. Sebagian besar pulau adalah pegunungan dan gunung2 berapi dan yang tertinggi adalah Gunung Fuji. Ibukota nya adalah Tokyo, sebuah kota metropolitan dunia berpenduduk 30 juta orang. 

Dan keseluruan penduduk Jepang sekitar 128 juta orang, dan Jepang di clam sebagai  negara berperingkat ke-10 berpenduduk terbanyak di dunia! Dan itu membuat Jepang harus 'mengencangkan ikat pinggang' untuk tidak banyak melahirkan ......

Ketika aku banyak ngobrol dengan michelle pada liburan ku akhir tahun 2017 lalu di Japang, Michelle cerita tentang sebuah fenomena yang mungkin bisa mengejutkan. Bukan apa2 sih, tetapi bisa saja ini memberikan sebuah kesempatan besar bagi anak2 uda dunia untuk belajar dan sekolah sampai tinggal di Jepang.

Selama beberapa kali aku berlibur di Jepang, juga di beberapa negara maju bahwa pada kenyataannya dalam beberapa decade sekarang ini, justru di negara2 maju itu 'piramida penduduk' nya adalah terbalik. Dasar yang besar berada di atas dan yang terkecil berada di bawah.

Artinya adalah justru anak atau remaja negara2 itu, lebih sedikit dibandingkan orang2 tua nya. Bahkan di Amerika dimana aku sering berlibur kesana, jika kita berjalan2 di mall atau di taman bahkan ke Gereja, sebagian besar adalah orang2 tua. Jalan santai dan menyanyi syahdu di gereja.

Bagaimana anak2 dan cucu2nya? Entahlah, aku tidak tahu. Ada banyak sebab tentang itu dan itu tidak lepas dengan masyarakat modern. Bahwa anak2 muda jaman sekarang, termasuk Michelle yang sering curcol dengan ku, mereka tidak ingin punya ank cepat2 bahkan banyak yang bilng "tidak ingin punya anak!" Lalu, bagaimana dengan generasi penerusnya???

Aku sering melihat fenomena ini di Amerika dan Jepang. Eropa, mungkin sudah banyak yang tahu bahwa negara2 Eropa adalah negara tua di benua tua, jadi penduduknya tua2. Anak2 dan cucu2nya mungkin mereka hijrah ke negara2 'muda' dan modern, seperti Amerika dan Austrailia ......

Ah, entahlah ..... tetapi itu justru memicu keingintahuanku, mengapa sekarang atau beberapa tahun belakangan ini, Jepang khususnya, sedang banyak berpromosi bergelombang untuk promo tiket2 murah, hotel2 murah untuk menjangkau wisatawan2 dunia. Entah Jepang berpromosi di Eropa, Australia atau America, tetapi yang jelas terlihat adalah di Indonesia. Tiap tahun 3 sampai 5 kali, ada pameran wisata, khususnya ke Jepang.

Ada apa?

Hahaha ..... salah satu pikiran nakal yang ada di kepalaku adalah, Jepang sedang berusaha untuk mencari bukan hanya wisatawan saja, tetapi mencari pemuda pemudi internasional untuk mau bersekolah dan tinggal di Jepang. Mengapa? Ya ..... karena mereka membutuhkan 'penduduk' baru karena yang ada di Jepang (yang terlihat) adalah orang2 tua dan pemuda Jepang mungkin hijrah ke negara2 modren, seperti ke Amerika. Karena dari Jepang sangat gampang ke Amerika lewat Hawaii atau langsung ke Los Angeles.

Aku ingat seorang sahabat seprofesi arsitek, dia adalah keturunan Jepang dan keluarganya ada di Hawaii. Orang tua dan kakek neneknya pindah dari Jepang setelah prang dunia II, dan temanku ini menikah dengan orang Amerika dan tinggal di Los Angeles. Dan kenyataan ini langsung bersambut dengan pemikiranku tentang semua ini .....

***

Ketika anak2 muda, khususnya sekarang ini anak2 muda indonesia yang sedang tergila2 dengan Jepang (dan Korea), Jepang meyambutknya dengan sangat baik, dengan tangan terbuka. Banyak tawaran beasiswa untuk belajar di Jepang, khususnya teknologi. Karena jika anak2 muda Jepang sudah hijrah ke negara2 tetangga, siapa lagi yang bisa mewariskan ilmu dan teknologi Jepang? Akan punah, jika tidak ada yahg mewarisinya, sehingga dicarilh anak2 muda internasional untuk belajar dan mungkin bisa tinggal permanen di Jepang .....

Ketika aku berkunjung ke Shibuya, Shinjuku, Harajuku atau Ginza di Tokyo, di jam2 makan aku melihat professional muda bukan hanya pemuda pemudi Jepang tapi lebih kepada Internasional. Yang terlihat jela adalah wajah campuran Jepang-Amerika, bahkan antar Jepang-Asia yang lainnya.

Dan itu adalah kesempatan emas, apalagi anak2 muda itu pintar2. Walau pada kenyataannya mereka merupakan 'generasi santai', yang menciptakan teknologi untuk menggantikan 'kesantaian' mereka, tapi tidak masalah jika mereka nantinya akan terusik untuk juga mempelajari teknologiyang bisa berguna bagi dunia, salah satunya teknologi gempa. Karena Jepang adalah 'negara gempa', dan teknologinya yang terbaik adalah JEPANG ......

Pemikiran k uterus berlanjut tentang kesempatan2 emas bagi anak2 muda dunia, khususnya Michelle yang memang dari kecil mimpinya tinggal di rumah Nobita. Dan pada akhirnya, hanya Tuhan lah yang tahu, betapa sebuah mimpi itu bisa berlanjut sebagai 'tambang emas' untuk masa depan Michelle, ataukah hanya sebuah ilusi semata karena gembar gembor promosi wisata (Jepang) semata ......

Tetapi, setidaknya aku mendapatkan sebuah pengetahuan baru dan terus mempelajari 'peta' kehidupan Jepang, sebagai dasarku untuk menambah keyakinanku bahwa pilihan Michelle adalah yang terbaik untuk tinggal di Jepang ......

***Dari seorang ibu yang terus belajar untuk mempersiapkan masa depan putrinya lewat berbagai hal, yang kadang tidak terpikirkan bagi orang lain .....

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun