Mohon tunggu...
Christie Damayanti
Christie Damayanti Mohon Tunggu... Arsitek - Just a survivor

Just a stroke survivor : stroke dan cancer survivor, architect, 'urban and city planner', author, traveller, motivator, philatelist, also as Jesus's belonging. http://christiesuharto.com http://www.youtube.com/christievalentino http://charity.christiesuharto.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Hari Perempuan Internasional di "Rumah Emak"

9 Maret 2017   12:28 Diperbarui: 9 Maret 2017   22:00 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi mba Melly Kiong – RUMAH EMAK

By Christie Damayanti

Aku dengan 9 buku2ku, yang menginspari teman2 baru ku di RUMAH EMAK

***

Hari Perempuan Internasional – International Women’s Day 2017

Jujur, aku belum pernah tahu tentang Hari Perempuan Internasional. Tetapi kemarin, 8 Maret 2017, memang merupakan hari yang special untukku, karena beberapa hal ……

Sekitar lebih dari 3 minggu lalu, seorang teman baruku, yang kukenal dari grup ‘writters’ di whatsapp, teman2 penulis dan motivator yang berkumpul untuk berdiskusi. Beberapa teman di grup ini akhirnya menjadi sahabat2 baruku, termasuk mba Melly Kiong, seorang perempuan yang luar biasa, menghimpin perempuan2 seluruh Indonesia, untuk bisa mengepakkan sayapnya.

Bagaimana perempuan Indonesia sekarang ini memang baru mulai berkembang, ketika perlahan kami, terutama perempuan2 Indonesia yang mulai sadar akan sebuah kemandirian. Perempuan Indonesia sekarang ini terus maju untuk mendapatkan apresiasi atas sepak terjang dan karyanya untuk sesame, termasuk di Indonesia. Tetapi, memang belum 100% perempuan2 di selurih dunia, mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan mereka inginkan.

Terutama sekali perempuan2 Indonesia, yang terkukung oleh sebuah ‘rumusan hidup ketimuran’, yang nyata2 sedikit mengekang kehidupan mereka. Walau kehidupan perempuan memang lebih terbatas untuk bisa melakukan apa yang mereka inginkan, tetapi bukan berarti perempuan harus terus dibawah ‘tekanan’. Apalagi perempuan2 yang memang ingin berkarya, selain berkarya untuk keluarganya.

Tetapi kebalikannya.

Banyak juga perempuan2 yang menjadi terlalu ‘lepas kontrol’, dimana justru mereka bisa berkarya bagi orang lain, tetapi tidak untuk keluarganya. Anak2nya diasuh oleh pembantu, tidak pernah bertemu karena bangun pagi sampi larut malam mereka sibuk dengagn pekerjaannya sehingga ada gap atau jurang pemisah berada antara perempua dan keluarganya.

Belum lagi suami yang merasa disepelekan dalam hidupnya karena istri mereka lebih mementingkan mencari uang untuk perusahaannya, dibandingkan untuk merawat keluarganya. Dan sudah bisa dipastikan, keluarga mereka akan bergoncang dan menyebabkan banyak masalah. Sehingga, angka perceraian semakin tinggi dikalangan kelurga, dewasa ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun