By Christie Damayanti
Untukku, kota Roma merupakan kota tua yang cukup ‘menyeramkan’. Dimana2, kota2 tua memang membuat bulu kuduk merinding. Jangankan Roma, yang jelas2 menyimpan sejarah gelap dan tersebar di selurrh antero dunia tentang kehidupan gladiator yang buas dan singa2 yang mencabik2 orang2 yang tidak berkenan dihadapan rakyat Roma, sedangkan Kota Tua Jakaarta pun, pasti menyimpan sejarah kelam, sesuai dengan sejarahnya.
Coba lihat di beberapa tulisan2ku tentang sejarah kelam kota Roma :
‘Catacombe’ Jaman Kekaisaran Roma : Lorong Bawah Tanah Tempat Jenazah yang ( Katanya ) Teraniaya
Ketika Singa-Singa itu Mencabik-cabik Mereka, dan Gladiator itu ‘Menghabisi’ Lawannya …..
Cerita Roh-Roh Bergentayangan di Seputar Colosseum
***
Itu sungguh kurasakan, walau sudah beberapa kali aku ke Rom dan banyak membaca tentang itu. Sepanjang perjalanan tour bersama dengan anak2ku, aku memang ingin member gambaran tentang kota tua Roma kepada anak2ku.
Selama kami melancong di 7 negara Eropa barat tahun 2014 dalam 1 bulan itu, aku merasakan sensasi yang teramat sangat tentang kota Roma, yang sering membuat bulu kudukku merinding. Mungkin tidak dengan anak2ku, karena mereka masih lebih mementingkan sebuah suasana wisata dengan eforia nya. Tetapi tidak untukku yang selalu bergairah dengan pengamatan2 secara arsitektural serta social.
Kota Roma memang sangat berbeda dengan kota2 di Eropa. Sama2 kota tua, tetapi kota2 yang lain disana menumbuhkan eforia yang berbeda. Glamour kota Paris, misalnya, sebuah kota romatis yang sngguh menimpan sensasi keromantisme yang luar biasa! Walau pada kenyataannya, sebenarnya Paris juga menympan kekelaman tersendiri, di jaman Revolusi  Perancis, dan dihukum matinya Marie Antoinette. Atau jaman Napoleon Bonaparte.