Mohon tunggu...
Christie Damayanti
Christie Damayanti Mohon Tunggu... Arsitek - Just a survivor

Just a stroke survivor : stroke dan cancer survivor, architect, 'urban and city planner', author, traveller, motivator, philatelist, also as Jesus's belonging. http://christiesuharto.com http://www.youtube.com/christievalentino http://charity.christiesuharto.com

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Bertemu Ray Choo, ’Postcrosser’ Singapore

11 Juli 2016   14:50 Diperbarui: 11 Juli 2016   15:10 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

By Christie Damayanti

Sebelumnya :

Untukku Singapore adalah …..

Rencana ke Singapore,  memang sangat mendadak. Tetapi bukan berarti tanpa rencana dan mimpi. Semuana untuk hobiku, Filateli Kreatif, dan mimpiu adalah ‘go internasional’. Itu sudah aku tuliskan di artikelku, link diatas. Sehingga, di hari pertama aku benar2 merencanakan untuk ke Museum Philatelic di Coleman Street, yang sebelumnya aku akan bertemu dengan teman Postcrossing ku yang tinggal di Singapore, Ray Choo.

Seperti banyak orang yang dalam keterbtasan, aku tidak banyak bertemu dengan banyak teman, karena keterbatasanku. Tetapi pikiranku dan mimpi2ku tidak terbatas. Duniaku memang sagnat terbatas, secara fisik, tetapi fisikbisa dieliminir dengan teknologi.

Setelah duniaku berubah, teman2ku lebih banyak berada I ‘dunia maya’. Dengan gadget2 yang ku punya, aku mampu berkeliling dunia dan teman2 dan sahabat2ku berasal dari seluruh dunia!

Selain prangko dan teman2nya, kartupos juga merupakan alat untuk berkomunikasi. Dan aku tergabung dengan Postcrossing dunia, untuk saling bertukar kartupos di seluruh dunia. Dari negara kecil sampai negara besar, dekat maupun jauh, bahkan ada beberapa negara yang aku pun tidak tahu berada dimana, tetapi aku mempunyai teman disana, seperti negara2 Afrika dan Eropa Timur (pecahan Russia), yang nama2nya benar2 tidak familier di telingaku, bahkan di telinga2 teman2ku yang lain.

Hari Jumat waktu itu di awal Juni 2016 lalu, setelah banyak diskusi tempat untuk bertemu lewat inbox FB, akhirnya aku dengan Ray Choo dan ditemani oleh Michelle kami janjian untuk makan siang di restoran Jepang Tampopo, Liang Court Mall Singapore, sekitar 1 blok dari hotelku di Circulair Quay.

Pagi2 aku dan Michelle setelah makan oagi di hotel, kami berjalan kaki (aku duduk di atas kursi roda) menuju Liang Court. Sambil bercanda, kami menapaki pedestrian cantik disana. Jejak langkah kami sangat nyata. Sebagai pemakai kursi roda, aku sangat merasa nyaman dan benar2 aman karena pedestrian yang mulus, bebas dari hambatan dan menerus. Membuat Michlle pun nyaman untuk mendorong kursi rodaku.

Sebelum makan siang, aku dan Michelle melewati masa2 ‘quality time’ ku antara ibu dan anak perempuannya. Kami mengabiskan bersama untuk mencari yang kami inginkan. Duduk di café dan setelah waktu datang, kami mencari Resto Tampopo di lantai 1, untuk menunggu Ray Choo datang.

20160610-104517aaaaaa-578351edb99373fd051a2d7d.jpg
20160610-104517aaaaaa-578351edb99373fd051a2d7d.jpg
Ray Choo adalah seorang pekerja, asalnya sebenarnya dari Malaysia, tetapi sekarang tinggal di Singapore bersama keluarganya. Dia tidak aku kenal, bahkan kami belum pernah tukar menukar kartupos juga.

Awalnya, aku mengumumkan bahkan aku akan ke Singapore, dan ingin bertemu dengan teman2 filatelis dan postcrossing di grup2 FB. Beberapa tanggapan ada di komentar, dan di hari yang aku tentukan ternyata hanya 1 orang yang punyaa waktu untuk bertemu dengagn ku. Maklum, aku memang ingin bertemu di hari Jumat, hari pertama di Singapore.

Tidak mengapa, sehingga rencanaku bertemu dengan Ray Choo sudah kupersiapka dengan baik. Aku membawa banyak kartupos Indonesia, 1 set kartupos besar tema Orangutan serta 1 set kartupos Doraemon yang terbaru (lisensi) dan beberapa prangko Indonesia, salah satunya Souvenir Sheet shio Kambing yang ‘odd shape’. Juga 1 set kartupos + prangko shio Monyet yang terbaru.

***

Sekitar jam 1.00 siang, Ray Choo datang. Kami saling memperkenalkan diri dan langsung terlibat dengagn pembicaraan seru tentang kartupos dan prangko. Aku memberikan yang sudah aku persiapkan untuknya dan dia pun memberikan banyak kartupos2 Singapore dan4 set kartupos ‘odd shape’ dari  Malaysia. 

20160610-120825aaaaaa-57835201f292738b0ae8010c.jpg
20160610-120825aaaaaa-57835201f292738b0ae8010c.jpg
20160610-115020aaaaa-5783520f6f7a61a51a4b4879.jpg
20160610-115020aaaaa-5783520f6f7a61a51a4b4879.jpg
                                                                                                             Kami terlibat pembicaraan yang asik!

20160610-122106aaaaa-578351931d23bd4b16c8812c.jpg
20160610-122106aaaaa-578351931d23bd4b16c8812c.jpg

20160610-122134aaaaaa-578351a55a7b610607189728.jpg
20160610-122134aaaaaa-578351a55a7b610607189728.jpg

Saling bertukar tanda tangan (authography) ……

Dan pembicaraan terus berkembang, ketika makanan kami dataang tentang lezatnya Mie Ramen ala Tampopo …..

20160610-111458aaaaa-57834f06f29273ae0be800d8.jpg
20160610-111458aaaaa-57834f06f29273ae0be800d8.jpg
20160610-111519aaaaaa-57834f258f7a61b904a62e0d.jpg
20160610-111519aaaaaa-57834f258f7a61b904a62e0d.jpg

                                                                                                   Mie Ramen ala Tampopo, ….. hmmmm yummy ……

Seperti biasa, selain bertukar2 kartupos dan prangko, kam juga bertukar2 tanda tangan untuk dikirim ke teman2 Postcrossing dunia. Menyenangkan sekali, ketika awalnya kami sama sekali tidaak mengenal satu sama lain, bahkan aku atau dia pun belum pernah tahu nama masing2 di grup, tetapi bisa bertemu lewat sebuah teknologi.

20160610-120853aaaaa-57834f461097733d1237ef9b.jpg
20160610-120853aaaaa-57834f461097733d1237ef9b.jpg

Akhirnya ….. tukar menukar kartupos terjadi, menjalin persahabatan dunia lewat hobi dan filateli …..

Akhirnya, kami berpisah di jam 2.30-an karena Ray Choo harus kembali ke kantornya, dan aku pamit untuk langsung ke Museum Philatelic di Coleman Street, untuk menemui Ms Tresnawaty Prihadi, Direktur Museum tersebut. Juga mengunjungi tema2 baru disana, untuk terus mengamati sebuah kreatifitas yang luar biasa, lewat Filateli Kreatif …..

Ray Choo yang mengtraktir aku dan michelle dan aku berjanji jika kita bertemu lagi, entah di Singapore, Malaysia atau di Jakarta, aku akan mentraktir dia. Sebuah awal persaabatan dansebuah awal kesan yang sangat baik, sebagai tuan rumah negara, Ray Choo benar2 memberikan service yang sangat baik untuk kami berdua …..

Hujan pertama di Singapore …..

Keluar dari Liang Court, hujan menyapa kami. Mendung bergayut dan angin cukup kencang, membuat akhirnya Ray Choo mencarikan kami taxi. Dan akhirnya kami berpisah setelah pintu taxi tertutup …..

Hujan membuat aku tidak mungkin membuat banyak foto. Sedikit mengonrol dengan supir taxi, ternyata dia tidak tahu sama sekali tentang Museum Philatelic. Hahaha ….. kupikir, dengan negara yang kecil mungil sekitar hanya 719 km2 dibanding dengan luas Jakarta sekitar 57rb km2 lebih, penduduk Singapore tahu semua tempat2 wisata, tetapi ternyata tidak juga …..

*cerita tentang ini, akan aku tuliskan berikut2nya …..

Hujan mulai reda, ketika taxi yang kami tumpangi berbelok kea rah Coleman Street. Tidak jauh dari Liang Court. Setara dengan hanya sekitar $4.00 Singapore Dollar, tetapi karena kea rah Coleman Street harus melalui CBD dan kita di kenakan tambahan sekitar $1.00 lebih mahal. Tak mengapa, itulah peratitan yang membuat Singapore benar2 disiplin dan hidup nyaman.

Kursi rodaku, didorong Michelle. Memasuki Museum Philatelic ini, mengingatkanku tentang bangunan2 lama Eropa. Ya, museum ini berasal dari pemerintahan Inggris dahulu. Bangunan tua yang nyaman, dengan permukaan lantai beberap dari kayu dan ubin jaman dahulu.

Bangunannya sangat terawat, dan ini merupakan tempat yang sangat nyaman. Tempat aku berburu prangko dan belajar banyak tentang Filateli Kreatif Singapore. Aku membeli 2 tiket dan kami mulai memasuki ‘alam filateli’, yang ceritanya akan kutuliskan segera.

Aku bertanya kepada receptionist nya, bagaimana caranya aku bisa bertemu dengan Ms Tresnawaty. Kata receptionisnya, Ms Tresnawaty sedang meeting, mungkin sampai sore. Aku kecewa, tetapi aku tetap memberikan souvenir2 yang aku sudah bersiapkan untuk Ms Tresnawaty :

Sampul Hari Pertama GERHANA yang sekarang sudah ‘sold out’, bahkan banyak filatelis di Indonesia belum mempunyainya. Juga Sampul Hari Pertama Kain Nusantara Jakarta, serta Sampul Peringatan Lambang Propinsi Jakarta.

1,5 jam aku berkeliling museum dengan sesi2 pemotretan yang seakan tidak habis2nya, dan aku mulai menyambangi toko souvenirnya. Banyak yang harus aku buru. Banyak prangko yang aku harus dapatkan, dengan banyak kartupos Singapore, termasuk kartupos Singapore jadul (repro), dengagn latar belakang jaman Inggris berjaya disana.

Ditengah2 aku berburu prangko, si receptionist itu menghampiriku dan berkata bahwa Ms Tresnawaty ada disini! Sontak hatiku membubung  …..

Bersambung …..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun