By Christie Damayanti
Supir taxi pendatang dari Vietnam, sangat ramah dan bisa membayar dengan kartu kredit
Dari Trocadero, tidak mudah mendapatkan taxi. Daerah itu sangat ‘padat’ dengan wisatawan2 manca negara untuk berfoto berlatar belakang Eiffel Tower. Mendung tetap bergajut di awan2 dan angin semakin bertiup kencang. Taxi berderet tetapi antrian pun sudah mengular. Dan di antrian taxi, tidak ada pelindung canopy nya, sehingga jika hujan, semua pasti berhamburan. Dan itu akan menyulitkan aku dan anak2ku. Aku pun sudah diwanti2 oleh dokter sebelum berangkat, bahwa aku rawan sakit. Jadi, jangan lah sakit …..
Kami bertiga harus mencari akal untuk mendapatkan taxi. Kami dudu dahulu di halte bus dengan canopy. Membuka peta dan mencari halte taxi yang terdekat selain di Trocadero.
Jam saat itu adalah sore sekitar jam 15.00 waktu setempat. Kami ingin mengikuti kebaktian Misa Kudus di Notre Dame Cathedral. Berarti kami hari memutar lagi. Dari Trocadero menyusuri Seine River menuju Notre Dame Cathedral. Berarti juga kami harus mencari halte taxi kearah kanan dari Trocadero.
Kami menyusuri Avenue du Presidet Wilson. Kami melewati belakang Trocadero, sama sewaktu kami datang. Karena jika lewat Jardin du Trocardero, terlalu jauh untukku apalagi hanru menuruni puluhan anak tangga dengan membawa kursi roda. Jadi, kuputuskan menyusuri daerah belakang menuju halte taxi. Dan langit masih mendung …..
Untung kami membawa payung, walau hanya 1 buah. Memang tidak disangka2, Paris terus hujan atau setidaknya, mendung. Dan kami hanya membawa 1 buah payung. Mau membeli pun I tenda2 pebjualan souvenir, aku tidak berani karena tidak bisa membayar dengan kartu kredit. Sementara payung pun cukup mahal. Sekitar 20 Euro.
Untuk tidak hujan, ketika setengah berlari anak2ku bergantian mendorong kursi rodaku ke halte taxi di jalan itu. Menunggu taxi kami, ternyata justru kami bisa beristirahat. Mungkin sekitar 20 menit, karena memang daerah itu cukup padat bagi wisatawan atau warga kota, karena itu daerah turis dan daerah kuliner.
Taxi itu cukup baik. Si supir sangat ramah, pendatang dari Vietnam dan memberikan aku membayar dengan kartu kredit. Puji Tuhan. Selalu ada pertolongan. Dari sisa uang cash ku hanya sekitar 150 Euro, sebenarnya sang tidak mungkin untuk kami berwisata di Paris dan Italy serta Vatican, 2 negara sisa perjalanan kami dari 7 negara yang kami rencanakan.
Tetapi, terserah Tuhan saja lah. Aku sudah berbuat semampuku, jika Tuhan berkehendak siapa yang dapat melawannya?
Taxi itu membawa kami menyusuri Avenue du President Wilson. Lalu berbelok kearah menyusuri Seine River, Avenue de New York ke Cours-la-Reine. Cukup cepat dan tidak macet. Aku sedikit bernafas lega. Ini sesuai dengan rencanaku. Bisa membayar dengan kartu kredit, hujan tidak turun malahan langit bersemai cerah dan awan menjadi putih kembali dan jalanan mulus tanpa macet. Sekali lagi, Puji Tuhan …..