By Christie Damayanti
lefooding.fumoir.com
Sebuah cafe yang hangat. “Le Fumoir Café”. Begitu kami masuk kedalamnya, tubuhku benar2 hangat, karena ada heater di beberapa sudut cafe. Aku di dorong petugas cafe, membantu memilihkan tempat terbaik untukku. Anak2ku tertawa2, katanya,
"Ma, katanya ga akan mau ke cafe mahal, apalagi di hotel mahal seperti ini, hihihi ..... asiiikkk, kita bisa merasakan kongkow di cafe mahaaaaalll ....."
Aku ikut tertawa. Jika suasana normal, tidak hujan dan tidak kelaparan serta kedinginan, aku lebih memilih kongkow di cafe pinggir jalan. Di Paris, atau di negara2 Eropa yang lain, cafe pinggir jalanpun tetap cantik. Apalagi di Paris, justru aku bisa melihat2 suasana, orang2 yang lewat sambil mengamati yang 'aneh dan unik' untuk studi artikel2ku. Kalau di cafe mahal yang tertutup, dimana pun bisa! Di Jakarta pun bisa, apa bedanya? Justru aku wisata kesana, untuk mencari ‘perbedaan’nya ......
Selama kami keliling beberapa minggu ini di Eropa, kami memang sering kongkow di cafe2 dengan anak2. Cafe pinggir jalan. Biasanya hanya minum teh atau coklat, beberapa kali makan snack yang berkolesterol tinggi, cheese cake or chocolate cake ( hihihi ..... ).
Harganya tetap cukup mahal, walau cafe di pinggir jalan. Secangkir teh susu atau coklat panas, sekitar antara 3-5 Euro. Kue2 nya sekitar 5-10 Euro. Jadi jika sekali kongkow dengan anak2, akan menghabiskan sekitar 9-15 Euro jika tidak berminat dengan kue2nya, dan antara 30-40 Euro, jika kue2nya membuat mata terbelalak dan menggiurkan untuk dimakan!
Tetapi aku jarang makan kue2 untuk mengurangi kadar kolesterol dalam tubuhku, sambil menghemat ... hihihi ....
Cukup mahal kan? Paling tidak diatas 150.000 Rupiah sampai diatas 600.000 Rupiah, itu hanya kongkow di cafe untul ketawa2 dan membangun kualitas hubungan antara aku dan anak2ku. Dan inilah yang aku mimpikan, bersama anak2ku keliling Eropa ..... dan akan ada waktunya seperti ini, di waktu yang berbeda, jika Tuhan menginginkan .....