Mohon tunggu...
Christie Damayanti
Christie Damayanti Mohon Tunggu... Arsitek - Just a survivor

Just a stroke survivor : stroke dan cancer survivor, architect, 'urban and city planner', author, traveller, motivator, philatelist, also as Jesus's belonging. http://christiesuharto.com http://www.youtube.com/christievalentino http://charity.christiesuharto.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Selamat Datang di Liechtenstein, ‘Prince Franz Josef II’, Kami Datang

29 Juli 2015   15:10 Diperbarui: 11 Agustus 2015   22:17 2224
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

By Christie Damayanti

www.metrobusmap.net

Dari Heidiland, kami bergerak menuju salah satu negara terkecil di dunia, Liechtenstein. Sebuah negara dengan ibukota Vaduz, yang berdampingan dengan Swiss dan Austria. Hanya berada di dataran tinggi seluas sekitar 160 km2, Liechtenstein benar2 sangat kecil, sehingga jika kita berada di atas bukit dekat dengan Vaduz Castle, kita langsung bisa melihat negara Swiss dengan pegunungan Alpen nya yang indah, dan negara Austria, yang juga terlihat pegunungan Alpen. Karena pegunungan Alpen, memanjang dari titik barat Swiss, melebar sedikit ke Jerman, Liechtenstein dan Austria.

Suasana ‘mimpi’ di Heidiland, berubah melihat kenyataan. Lichtenstein adalah juga merupakan mimpiku sejak dulu untuk pergi kesana. Berawal dari tahun 1982, ketika aku mendapat balasan dari Raja Liechtenstein, Prince Franz Josef II, dimana waktu itu aku sedang ‘gila’ untuk menulis surat kepada kepala negara dunia. Dan aku sangat terinspirasi tentang negara kecil ini.

Ketika itu, aku benar2 mempelajari Liechtenstein ini. Aku membuka2 atlas dunia ( tahun 1982, aku kelas 6 SD ), dan menemukan negara tersebut berada di tengah2 benua Eropa. Belum ada internet, aku hanya berbekal dari atlas dunia dan buku tentang Liechtenstein, yang dikirimkan oleh Prince Franz Josef II untukku, aku mempelajarinya, walau dengan susah payah. Karena buku itu berbahasa Inggris, bahasa yang baru aku pelajari sejak kelas 3 SD. Dan aku sudah bermimpi untuk kesana suatu saat nanti.

Surat balasan dan tanda tangan ( yang mahal ) dari Prince Franz Josef II, Raja Leichtenstein tahun itu, yang membuat mimpiku bertumbuh dan berkembang …..

Aku tahu, Liechtenstein cukup sulit untuk di jangkau. Sebuah negara kecil, yang hanya untuk bertempat tinggal. Atau tempat berlibur bagi penduduk kaya dari Swiss dan Austria. Tidak mempunyai pelabuhan atau bandara. Hanya bisa dicapai dengan kereta lokal dari Swiss dan Austria, atau dengan kendaraan pribadi, atau dengan wisata tour. Sehingga, ketika aku beberapa kali berwisata ke Swiss atau Austria, aku belum menemukan cara tercepat untuk sampai ke Liechtenstein, karena jika ke eropa pasti kami memakai jasa tour ke kota2 besar, atau aku bertugas di negara2 Eropa.

Belum terpikir bahwa aku bisa mewujudkan mimpi ku kesana, sampai aku berwisata ke Eropa bersama kedua anak2ku dengan kursi roda. Ketika waktu di Central Tour di Zurich, aku melihat paket tour ke Heidiland, sekaligus ke Liechtenstein! Apakah ini sebuah kebetulan? TIDAK! Aku yakin, Tuhan sudah mengatur semuanya, dan apa yang aku impikan sejak kecil semuanya terkabul, walau ada “harga” yang harus aku bayar ( kesabaran, kekuatan doa, percaya, materi, waktu, dan sebagainya ) …..
Terima kasih, Tuhan …..

Kenyataan menuju Liechtenstein waktu itu, membuat aku sangat excited! Belum lepas pikiranku tentang ‘Heidi’, aku langsung dihadapkan pada terkabulnya mimpiku yang lain, untuk melihat negara kecil yang cantik, Liechtenstein!

Dari jalan utama berbelok ke kanan, menuju Liechtenstein( Vaduz, ibukotanya )

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun