Mohon tunggu...
Christie Damayanti
Christie Damayanti Mohon Tunggu... Arsitek - Just a survivor

Just a stroke survivor : stroke dan cancer survivor, architect, 'urban and city planner', author, traveller, motivator, philatelist, also as Jesus's belonging. http://christiesuharto.com http://www.youtube.com/christievalentino http://charity.christiesuharto.com

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Jejak Nostalgia : Marion, 'Sahabat Pena'-ku dari Swiss

2 Mei 2013   12:06 Diperbarui: 24 Juni 2015   14:15 451
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebenarnya, aku bisa saja menceritakan tentang mereka langsung tanpa foto2. Tetapi aku sangat ingin memberikan tulisan, cerita dan bukti bahwa tulisan2ku adalah benar2 sesuai dengan apa yang ada .....

Foto2 tentang ini selalu aku simpan. Tetapi karena dulu belum ada kamera digital, aku mem-fotonya lewat kamera jadul dengan roll-film, sehingga aku harus mencari dan men-scan nya dahulu. Jadi karena baru ada foto Marion, maka cerita tentang sahabat penaku yang memberkas dalam hatiku, baru ada cerita tentang Marion .....

***

Marion adalah gadis Eropa. Aku benar2 lupa, nama keluarganya, tetapi agak susah, ke-Perancis2-an. Dia tinggal sendiri di Swiss, seumur denganku. Tubuhnya tinggi, kulitnya putih, wajahnya khas Eropa. Baju dan penampilannya pun khas kaum Eropa, pada waktu itu. Seperti kaum hippies. Kami bersahabat selama tinggal di Perth, belajar bersama di jurusan bisnis, walau tinggal tidak sekamar. Aku kos di Daniella di Grand Promenade bersama dengan Con dan Caroll Michailidis, orang tua angkatku ( lihat tulisanku Jejak Nostalgia: Masa-masa Kuliah di Perantauan ) dan Marion tinggal sendiri di apartemen di Mirrabukka, pinggir kota Perth sekitar 1 jam dari tempat kost ku. Dia memang lebih suka tinggal sendiri di daerah yang tenang, tepi kota.

Aku dengan Bahasa Inggrisku yang ke-Indonesia2-an dan Marion dengan Bahasa Inggrisnya yang ke-Perancis2-an,  ternyata kami bisa menjalin persahabatan yang nyaman. Walau tidak setiap kali kami makan bersama di kampus atau tidak setiap kali kamu hang-out bersama, persahabatan kami tetap berjalan, terutama untuk tugas2 kami di kuliah2 kami.

Seperti yang aku sudah ceritakan, aku dulu memang seorang yang introvert. Pulang kuliah, aku hanya duduk di perpustakaan atau di downtown Perth untuk memberi makanan burung2 camar atau ke Fremantle. Dan sore hari aku pasti sudah ada di rumah untu bercanda dengan 'keluarga' ku disana, ataupun bermain piano, salah satu hobiku.

Tetapi tidak dengan Marion. Dia benar2 tumbuh sebagai kaum muda Eropa kebanyakan, dengan gaya hippiesnya. Pulang kuliah, dia sering kali mengajak teman2 Eropanya untuk hang-out sampai malam. Sering kami bertemu di downtown, walau aku tidak bergabung dengan gruop teman2nya, karena itu memang bukan duniaku .....

Ketika aku pulang setelah kuliah selesai, Desember tahun 1993, Marion berkeliling Asia sebelum pulang ke Swiss, sehingga sekitar bulan Maret 1994, Marion menelponku karena dia akan datang ke Jakarta sebelum ke Bali. Sebelumnya, kami terus berkirim surat sebagai sahabat pena. Dan suatu malam di bulan Maret 1994, Marion datang ke Jakarta, yang aku jemput dengan keluargaku dan dia tinggal di rumahku selama hampir 2 minggu .....

13674705651685277467
13674705651685277467

13674706081720941454
13674706081720941454

Kami di kebon kami di Cipayung dengan latar bbelakang 'gubug' kami dan kebon kami ..... Marion belum pernah melihat kebon seperti ini .....

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun