Mohon tunggu...
Christie Damayanti
Christie Damayanti Mohon Tunggu... Arsitek - Just a survivor

Just a stroke survivor : stroke dan cancer survivor, architect, 'urban and city planner', author, traveller, motivator, philatelist, also as Jesus's belonging. http://christiesuharto.com http://www.youtube.com/christievalentino http://charity.christiesuharto.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Glacier Cave: Cerita Gua Es di Titlis dan Mimpi

16 Maret 2015   11:47 Diperbarui: 17 Juni 2015   09:35 310
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Akhirnya, tour guide kami, Peter Steinmann, yang sudah 'mengangkat'dirinya menjadi asistenku ( hihihi ..... ), menyarankan kami ke 'gua es', dimana suhu didalamnya mencapai beberapa strip dibawah 0 derajat celsius! Gua ini terbentuk jauh sebelum saat ini. Belum membaca referensi tentang ini, teatpi panjang gua itu 150 meter dengan 20 meter dibawah permukaan gletzer.

1426481084839679227
1426481084839679227
1426481104297156578
1426481104297156578
Menuju gus es, berjalan di ketingian Gunung Titlis! Lihatlah! Permukaan lantainya hanya diberi lapis baja berongga, untuk memperlihatkan 'betapa tinggi nya kami berada disana, dan dibawahnya adalah salju ......'

Suasana di dalam gua, seperti berkabut. Di beberapa titik, diberi lampu karena memang gelas sekali. Tetapi warna gua itu sendiri seperti kebiru2an, disebabkan karena pembiasan es, bukan lampu yang berwarna biru.

14264811381599636201
14264811381599636201
1426481156419810902
1426481156419810902
Gua es di Titlis berwarna biru? Tidak! Ini  adalah pembiasan dari es di dalam sana

Waktu itu, kami beruntung karena tidak penuh. Maklum, masih jam makan siang. Gua nya sendiri tidak terlalu luas. Hanya ada jalan setapak, dan sebisa mungkin mereka menyediakan jalan setapak yang cukup keras untuk kursi roda. Peter mendorong kursi roda ku, sedangkan anak2 sibuk dengan 'ketercengangannya' dengan balok2 es sebesar tiang rumah dan tidak meleleh ....

14264811811277058650
14264811811277058650
Anak2 yang tidak merasa kedinginan! Mereka hanya memakai baju lengan panjang dan jaket biasa, sementara aku memakai 3 lapis baju! Baju lengan panjang, mantel tebal dan long coat .... Hihihi, tetap saja masih kedinginan! Dasar sudah tua ......

**Ya jelas saja, kita melihat balok es di Jakarta, yang cepat sekali meleleh karena panas, hihihi .....**

Jalan setapak itu hanya diberikan papan yang dilapisi dengan vinyl serupa dengan salju. Tetapi ada beberapa tempat yang vinyl nya sudah koyak, sehingga kami harus berhati2 berjalan. Karena dengan koyaknya jalan setapak itu, membuat sepatu kamu menenmpel denan es, dan e situ licin sekali! Bayangkan saja, kita berjalan di atas balok es, bungkahan balok es .....

Suhu udara yang menggigit, membuat aku sering merapatkan mantelku. Tetapi sepertinya tidak untuk anak2ku. Mereka bercanda sambil berlarian dengan hati2, tanpa sedikitpun mereka menyeringai kedinginan .....

Sambil memandang denagn takjib, aku mendengarkan cerita2 Peter yang mendorong kursi rodaku, walau tidak terlalu konsentrasi. Aku sudah pernah ke gua es ini beberapa tahun lalu, aku sudah melihatnya, sedetail ini dulu, tetapi aku tetap memandangnya dengan takjub! Ini salah satu Kemuliaan Tuhan dalam wujud gua es!

Dan ini adalah salah satu mimpiku, berada di Eropa, di salah satu puncak tertinggi di Swiss, bersama dengan anak2ku terkasih dan berada dalam puncak kebahagiaan sebagai seorang Christie yang disabled menggunakan kursi roda, tetapi mampu membawa anak2ku kesana, tentu saja dalam rangkulan Tuhan ......

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun