Akhirnya, tour guide kami, Peter Steinmann, yang sudah 'mengangkat'dirinya menjadi asistenku ( hihihi ..... ), menyarankan kami ke 'gua es', dimana suhu didalamnya mencapai beberapa strip dibawah 0 derajat celsius! Gua ini terbentuk jauh sebelum saat ini. Belum membaca referensi tentang ini, teatpi panjang gua itu 150 meter dengan 20 meter dibawah permukaan gletzer.
Suasana di dalam gua, seperti berkabut. Di beberapa titik, diberi lampu karena memang gelas sekali. Tetapi warna gua itu sendiri seperti kebiru2an, disebabkan karena pembiasan es, bukan lampu yang berwarna biru.
Waktu itu, kami beruntung karena tidak penuh. Maklum, masih jam makan siang. Gua nya sendiri tidak terlalu luas. Hanya ada jalan setapak, dan sebisa mungkin mereka menyediakan jalan setapak yang cukup keras untuk kursi roda. Peter mendorong kursi roda ku, sedangkan anak2 sibuk dengan 'ketercengangannya' dengan balok2 es sebesar tiang rumah dan tidak meleleh ....
**Ya jelas saja, kita melihat balok es di Jakarta, yang cepat sekali meleleh karena panas, hihihi .....**
Jalan setapak itu hanya diberikan papan yang dilapisi dengan vinyl serupa dengan salju. Tetapi ada beberapa tempat yang vinyl nya sudah koyak, sehingga kami harus berhati2 berjalan. Karena dengan koyaknya jalan setapak itu, membuat sepatu kamu menenmpel denan es, dan e situ licin sekali! Bayangkan saja, kita berjalan di atas balok es, bungkahan balok es .....
Suhu udara yang menggigit, membuat aku sering merapatkan mantelku. Tetapi sepertinya tidak untuk anak2ku. Mereka bercanda sambil berlarian dengan hati2, tanpa sedikitpun mereka menyeringai kedinginan .....
Sambil memandang denagn takjib, aku mendengarkan cerita2 Peter yang mendorong kursi rodaku, walau tidak terlalu konsentrasi. Aku sudah pernah ke gua es ini beberapa tahun lalu, aku sudah melihatnya, sedetail ini dulu, tetapi aku tetap memandangnya dengan takjub! Ini salah satu Kemuliaan Tuhan dalam wujud gua es!
Dan ini adalah salah satu mimpiku, berada di Eropa, di salah satu puncak tertinggi di Swiss, bersama dengan anak2ku terkasih dan berada dalam puncak kebahagiaan sebagai seorang Christie yang disabled menggunakan kursi roda, tetapi mampu membawa anak2ku kesana, tentu saja dalam rangkulan Tuhan ......