Mohon tunggu...
Christie Damayanti
Christie Damayanti Mohon Tunggu... Arsitek - Just a survivor

Just a stroke survivor : stroke dan cancer survivor, architect, 'urban and city planner', author, traveller, motivator, philatelist, also as Jesus's belonging. http://christiesuharto.com http://www.youtube.com/christievalentino http://charity.christiesuharto.com

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

"Akibat Banjir, Jalanan Jakarta Seperti di Hutan, ya" Jelek sekali...

28 Januari 2014   16:29 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:22 152
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada kenyataannya, saluran drainage di Jakarta sangatlah buruk, sehingga permukaan jalan2 di Jakarta yang tertutup aspal, ketika terjadi genangan air, akan menjadi 'grunjalan, berlobang2 , bergelombang dan tidak rata.

Sebenarnya, tahukan tentang keadaan saluran drainage di Jakarta? Bisa disimak :

1.       Seperti yang dilakukan Jokowi ketika sedang masuk kedalam sebuah gorong2. Terpikir adalah sebuah gorong2 besar untuk jalan besar Jakarta. Tetapi ternyata hanya setinggi puluhan cm dengan keadaan yang tidak sesuai dengan yang dibyangkan.

Aku mengambil kesimpulan bahwa sebagian besar, ukuran gorong2 di Jakarta ukurannya kemungkinan besar tidak sesuai dengan yang seharusnya ( untuk menghemat biaya? ). Besar sebuah gorong2 harus diperhitungkan dengan baik oleh ahli2 air. Pararel dengan ( kemungkinan2 ) Jakarta pasti banjir setiap turun hujan.

2.       Drainage2 lingkungan, lebih banyak 'ditutupi' oleh sampah, daun2 kering atau bahkan tertutup oleh beton, tanpa tahu dibawahnya apakah saluran2 air itu bebas sampah atau tidak?

Drainage lingkungan perkampungan Jakarta, lebih parah lagi. Pemukiman kumuh lebih tidak bisa diandalkan untuk menjaga lingkungannya ( bukan berarti aku melecehkan mereka, tetapi untuk warga Jakarta yang ( katanya ) 'highclass' saja, masih sembarangan membuang sampah!

3.       Di lingkungan perkantoran, pertokoan / ruko atau jalan2 lingkungan, saluran drainage justru DI TUTUP dengan beton atau apapun, untuk apa? Untuk 'ruang' memarkir kendaraannya atau untuk berjualan! Padahal saluran drainage sangat baik DIBIARKAN TERBUKA untuk melihat tidak ada sampah yang bisa menghambat air.

4.       Dan yang paling ekstrim adalah, saluran drainage di Jakarta MENJADI TEMPAT SAMPAH! Ini aku alami ketika aku tinggal di rumahku dulu di Pulo Gebang. Daerah itu sangat bagus, berseberangan dengan Kantor Walikota Jakarta Timur, dengan kualitas terbaik. Tidak ada sungai dan drainagenya baik.

Tetapi lingkungan dibelakangannya adalah perkampungan 'Madura', yang kita tahu bahwa mata pencaharian mereka sebagai bisnis pengumpul material2 bekas dan diperbaharui untuk dijual lagi. Dan mereka membuang 'sampah material bekas' nya langsung ke dalam saluran drainage besar ( gorong2 ), menjadi sebuah tempat yang nyaman untuk tinggal! Sehingga tahun 2007, banjir mengepung Pulo Gebang .....

Karena memang tidak pernah banjir, kami semua beramai2 ke Kantor Walikota Jakarta Timur, untuk mencari sebab2 banjir. Dan terbukalah semuanya, bahwa gorong2 besar disana ( yang jika tidak hujan memang kering dan tertutup rumput alami ) di'bangun' menjadi 'tempat tinggal' mereka! Sehingga, aku mengalir ketempat2 yang memang bisa dialiri, sehingga Pulo Gebang tergenang banjir tinggi ( sekitar pertengahan paha ku ) ......

Lihat ceritaku tentang ini di Trauma Banjir 2007, Akan Adakah Banjir Besar tahun  2012?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun