By Christie Damayanti
[caption id="attachment_203563" align="aligncenter" width="627" caption="frankwbaker.com"][/caption]
Fakta saat ini bahwa media sekarang merupakan untuk sebuah 'kehidupan, ketrampilan dan untuk berpikiran kritis' yang sangat membantu semua orang. Bukan hanya kaum muda yang merupakan produk untuk masa depan bangsa, untuk bisa melek media ( bukan hanya membaca koran untuk berita2, tetapi justru lebih penting dengan membaca2 di internet ), tetapi sekarang justru kaum perempuanlah yang sanghat dimungkinkan sebagai 'filtering' untuk anak2 dan remaja mereka.
Yang disebut dengan 'Media Literacy' adalah bukti yang menunjukkan kemampuan seseorang untuk menganalisa, mengevaluasi dan menciptakan pesan dalam berbagai mode media, jenis dan bentuk. (Wikipedia). 'Media Literacy' juga dapat diartikan sebagai kemampuan untuk menyaring dan menganalisa pesan yang diinformasikan, menghibur dan menjual kepada kita setiap hari ( Jane Tallim, Education Specialist ).
Elizabeth Thoman ( Founder & President Media Literacy ) mendifinisikan sebagai istilah keseluruhan yang menggabungkan 3 tahap yang mengarah ke media pemberdayaan :
1.      Pengelolaan 'diet media', yaitu untuk membuat pilihan dan mengurangi waktu yang dihabiskan dengan TV, video, film, game, dll.
2.      Ketrampilan untuk menonton secara kritis yang bisa dipelajari melalui kegiatan kelompok interaktif.
3.      Situasi dimana kita dapat melihat apa yanh ada dibalik kerangka kenyataan untuk mengeksplorasi masalah yang lebih dalam. Siapa yang memproduksi? Tujuannya untuk apa? Siapa yang mendapat keuntungan? Siapa yang memutuskan?
Bayi sekarang bisa dikatakan sebagai ' bayi gadget' ( lihat tulisanku 'Generasi Gadget' : Sanggupkah Kita Mengikutinya ? ). Mereka terlahir dengan kemampuan melihat dan berbicara yang lebih baik, juga mempunyai kayalan virtual yang semakin tak terbatas. Dan kaum perempuanlah, sebagai ibunya, yang lebih bisa 'masuk' kedalam hati bayinya ( biasanya kaum ayah tidak terlalu dekat dengan hati bayinya karena dia tidak menyusui ). Sehingga kaum perempuan yang harus 'diberdayakan' bagi bayi, anak2 dan remaja mereka.
Sebagai ibu dari anak2 dan remaja kita, kaum perempuan ( apalagi di desa2, atau yang 'gaptek' ), harus 'melek media' ( Media Literacy ). Ketika internet dan teknologi menjadi fakta baru dalam kehidupan kita, berpikir kritis lah yang akan membantu anak2 dan remaja untuk mengendalikan kehidupan nyata mereka :
1.      'Melek Media' akan membuat kita dan kaum perempuan menjadi warga yang lebih 'melihat' dunia.