By Christie Damayanti
[caption id="attachment_184304" align="aligncenter" width="555" caption="clipartguide.com"][/caption]
Temanku SMA, juga sekolah kami duduk di kelas 2 SMA ( walau tidak 1 sekolah ), suatu malam aku dikejutkan dengan telpon tengah malam buta. Temanku, sebut saja namanya Tisha, nangis2 dan minta bertemu dengaku. Aku katakana, sudah tengah malam, bagaimana mau bertemu? Pun ku tidak bisa kemana2 juga dia tidak bisa ke rumahku, karena rumah kami berjauhan. Akhirnya, dia mengalah, dan besok sepagi mungkin dia akan menemuiku untuk berbicara .....
Waktu itu memang sedang libur. Sekitar jam 7 pagi, Tisha datang dan mengajak aku ke suatu tempat untuk membicarakan permasalahannya. Aku pergi bersamanya, setelah aku pamit kepada orang tuaku. Tisha memang orang kaya, dia mendapat fasilitas mobil pribadi untuk dikendarai tanpa supir, sewaktu dia sudah mempunyai SIM. Dia sih tidak sombong, tapi aku yang sering lebih tahu diri, untuk tidak minta bermain dengannya .....
Tisha mengajaknya pulang kerumanya, karena rumahnya memang besar di Pondok Indah, dan orang tuanya sedang e luar negeri mengatur bisnis mereka. Aku memang nyama jika diajak ketempatnya, karena banyak hewan2 pelirahaan, seperti belasan anjing dan kucing. Tetapi karena fokusnya adalah aku mendengarkan keluhan Tisha, aku 'melengos' saja, ketika anak2 anjingnya 'bergelut' di kakiku ...... iiiihhh, gemes nya .....
Kami masuk ke dalam kamar pribadinya. Kamarnya besar sekali, seperti kamar putri, dengan fasilitas yang mewah. Tisha bisa hidup jika hanya tingal di kamarnya, ada pantry dengan makanan lengkap, bahkan ada kolam renang pribadinya ..... hmmmmm ....., kapan ya, aku bisa mempunyai kehidupan seperti ini? Perlahan, mimpiku mulai terbentuk untuk membangun rumah seperti yang aku idamkan .....
Tiba2 Tisha menangis dengan menutup tangnnya dengan bantalnya. Aku bingung, apa yang terjadi? Aku memeluknya dari belakang,
"Ada apa, Tisha? Apa yang terjadi? Aku sudah disini, ceritalah ..... aku akan mendengarkan ....."
Tisha menubrukku keras, dan banjir air mata itupun berpindah di bahuku .....
Sesenggukkan dia bercerita, dan aku hampir tidak mengerti apa yang diceritakan padaku. Tetapi ketika dia mengatakan bahwa 'mensnya terlambat', aku segera sadar, bahwa kemungkinan dia melakukan hubungan yang tidak 'sehat' .....
Aku lebih tertegun lagi, ketika 'pacarnya' sudah kabur tunggang langgang ..... ckckckck, aku geleng2 kepala. Jadi Tisha haidnya sudah 2 bulan tidak datang, dan pacarnya kabur entah kemana. Orang tua Tisha sebentar lagi akan pulang, dan bagaimana Tisha akan mempertanggungjawabkan kebuatannya? Padahal, dia ( juga aku ) masih duduk di kelas 2 SMA, sebuah umur yang masih sangat muda untuk mempertanggungjawabkan jika memang Tisha hamil .....