By Christie Damayanti + Valentino
[caption id="attachment_171217" align="aligncenter" width="614" caption="Illustrasi - palatepress.com"][/caption] Lanjutan dari [KCV] The Wedding in Santorini - O gámos sti̱ Santoríni
Aku bergayut di tangan Valen, setelah sarapan pagi di 'Splash Café'. Setelah beberapa hari kami tidak keluar Hotel Matina setelah pernikahan kami, sekarang kami ingin mempersiapkan tempat tinggal kami di Santorini. Anganku memang mempunyai rumah di Pygros Village, sebuah ladang anggur, yang diselingi oleh kebun tomat dan arbei. Sebuah desa kecil, senyap dan tenang, serta sangat indah, Pygros Village berhasil 'mempengaruhi'ku untuk tinggal disana, bersama Valentino, yang sekarang sudah menjadi suamiku .....
Dari Hotel Matina, aku minta tidak usah berkendara. Jadilah Valen menyewa 2 ekor keledai untuk membawa kami kesana, untuk menemui sang pemilik rumah yang aku titipkan untuk kami ambil setelah pernikahan kami. Dengan mengendarai keledai, kami bebas untuk berteriak-teriak, berhenti dan berfoto bersama dengan Valen ..... bebas ... lepas ... dan bahagia .....
Bau harum laut Aegea di Yunani memang nyaman sekali ..... banyak nelayan sedang merajut jala untuk melaut sore nanti ..... istri-istri nelayan yang suaminya melaut semalam, sedang membersihkan ikan yang tertangkap jala, untuk dijual ke pasar. Keledaiku dengan santai membawaku menyusuri desa nelayan, sebelum sampai di Phylgros Village, dan keledai yang membawa Valen, lebih santai lagi karena kekenyangan .....
Disebuah rumah cantik, 'ómorfo spíti', ketika kami sudah memasuki desa kecil itu, aku menghentikan keledaiku. Keledai Valen sudah berhenti lebih dulu. Keledai-keledai kami, kami ikatkan di tempat pengikatan keledai, bedekatan dengan padang rumput, supaya mereka bisa makan tanpa merepotkan kami.
Valen merangkul tubuhku, dan aku bergayut padanya. Tangan kami menjadi saksi betapa kami sangat bahagia .....
Rumah itu tidak terlalu kecil dan tidak terlalu besar, sedang saja. Dibuat dari marmer alam dari Yunani, berwarna putih, seperti disemua tempat di Santorini. Beberapa dindingnya terbuat dri batu-batuan hitam, sangat kontraks dengan marmer putihnya. Jendelanya berwarna biru cat dengan beberapa jendela yang lain memakai kayu coklat. Lantainya menggunakan marmer putih, dengan perabot yang sudah lengkap, siap untuk ditinggali. Lampu-lampunya berdekoratif tradisional serta memancarkan sinar kuning yang remang-remang dan romantis ....
Ruang keluarganya cukup besar dan kamar tidurnya langsung menuju laut, dengan biru langit dan biru kehijauan ganggang laut Aegea. Semua bagian ruangnya sangat aku sukai, dapur dengan perabotan tradisional, sofa-sofa empuk serta bantal-bantal besar, dan kamar mandinya separuh terbuka ... aku bisa membayangkan kami mandi berdua disana, dilindungi oleh langit biru atau bintang-bintang malam ... Dan ada sebuah kolam renang kecil dan cantik, bisa membuat kami berendam seharian jika Valen tidak sibuk dengan pekerjaannya .....