Mohon tunggu...
Christie Damayanti
Christie Damayanti Mohon Tunggu... Arsitek - Just a survivor

Just a stroke survivor : stroke dan cancer survivor, architect, 'urban and city planner', author, traveller, motivator, philatelist, also as Jesus's belonging. http://christiesuharto.com http://www.youtube.com/christievalentino http://charity.christiesuharto.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Lebih Baik Ditilang, daripada Polisi Meminta 'Denda' Mahal

16 Januari 2012   08:02 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:49 1826
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Medio Jalan Sudirman, tahun 2000 ketika aku masih bekerja sebagai arsitek di sebuah developer besar di jalan Thamrin

Aku harus cepat2 ke kantor, ketika 'bigboss'ku memanggilku untuk menghadap, karena aku akan ditugaskan membantu proyek baru, sebuah 'superblock' di daerah Kuningan. Jam 8 pagi aku harus ke ruang bossku dan jam 7.00 pagi aku suda ada di depan seuah Hotel besar, dari jalan Casablanca, berputar dan langsung menuju jalan Sudirman. Karena aku memang membawa mobil sendiri dan hanya seorang diri, waktu itu ( dan sampai sekarang sebelum aku sakit ), aku tidak peduli dan sama sekali tidak takut karena aku memang harus sendiri.

Seperti biasa, setelah aku berputar di 'u turn', aku langsung masuk ke Hotel itu, dan langsung keluar ke jalan Sudirman. Biasanya, jika tidak terburu2, aku sering memarkirkan mobilku sebentar, hanya untuk ke 'coffee shop', untuk sedikit sarapan sendiri. Tetapi karena memang aku sedang terburu2, aku lasung keluar lagi ke Jalan Sudirman, setelah aku membayar tiket parkir.

Dan seperti biasa juga, banyak pekerja kantoran seperti aku, melakukan hal yang sama. Dan begitu aku membelokan mobilku ke kiri, tiba2 ....... Priiiiittttttt ...... beberapa polisi yang 'gagah dan besar' menyetopku di depan mobilku! Dulu, aku mengendarai Pajero, sebuah mobil besar, khas mobil proyek, dengan tanduk besar di depan kap mesin mobilku. Dan aku melihat polisi2 itu 'lebih besar' dari mobilku!

Aku melihat sekelilingku. Ternyata ada puluhan mobil yang 'tertangkap tangan' beberapa polisi besar itu. Sekitar 20-an mobil tertangkap dan masing2 polisi 'memegang' 4 atau 5 mobil. Dan 2 bua motor besar polisi menjaga di depan, sehingga tidak ada yang bisa 'lari' dari tangkapan polis itu. Aku langsung tertawa terbahak waktu itu, wahhhh ..... pasrah dengan apa yang akan terjadi. Hanya saja aku langsung menelpon sekertarisku untuk mungkin aku datang agak terlambat karena aku tertangkap polisi .....

Seorang polisi menyuruh aku membuka jendela. Aku membuka dan melihat nama polisi itu. Ya, aku ( dan puluhan pekerja kantoran itu ) memang salah. Kami memang tidak mematuhi aturan lalu lintas. Apapun alasannya, kami memang alah, termasuk aku. Jadi aku melihat merekapun pasarh atas apa yang polusi2 akan lakukan kepada kami. Dan kami turun dari masing2 mobil dan berembuk, karena dengan banyaknya kendaraan yang tertangkap, bagaimana kami ingin 'memberi' sepada polisi2 itu. Karena kami memang ingin cepat ke kantor kami masing2, tidak terpikir oleh kami untuk 'ditilang'. Yang kami pikirkan, supaya segera kami keluar dari permasalahan ini.

Tiba2 polisi2 itu memanggil kami semua dan mereka 'meminta' sedikit dana dari kami masing2. Jaman itu, tahun 2000, 'dana polisi untuk pelanggaran lalu lintas' sekitar 5000 rupiah saja. Dan kami semua memang sudah mengumpulkan uang sekitar 150 ribu rupiah untuk kami 'setorkan' kepada mereka. Tetapi ketika polisi2 itu meminta dana sampai 500 ribu rupiah, serta merta kami berteriak,

"Huuuuuuuuuuu......"

Dan karena aku hany wanita seorang diri, aku yang memagang uangnya. Dan ketika polisi2 itu menggertak  kami untuk membri uang sebesar 500 ribu rupiah, aku justru sedikit bersitegang dengan seorang polisi besar dan gemuk. Mulai dengan bicara baik2 sampai aku langsung memutuskan untuk mereka menilangku! Dan ternyata semua 'teman2' baruku meng-iya-kannya, tidak mau membayar bahkan minta di tilang ..... hihihi .....

Aku tersenyum2 sekarang, ketika aku membayangkan suasana heboh saat itu. Kami ber-20 lebih teman baru, benar2 sepakat untuk ditilang. Uang kami masing2 sudah aku kembalikan lagi, dan kami minta menulis tilang kami! Polisi2 itu jadi senewen ... terlihat kecewa dengan keputusanku, dan semua dari kami. Mungkin polisi2 itu pikir, kami aku bernegosiasi, tetapi aku karena biasa menghadapi 'ancaman' pekerja2 ku, aku yakin sekali bahwa 'ancaman2' itu hanya gertak sambal saja. Pun jika ancaman itu terbukti, palingan aku pasrah saja, toh bukan 'hidup dan matiku' ......

Begitu surat tilang kami masing2 dapatkan, kami langsung bergerak menuju kantor kami masing2. Aku mendapat banyak teman baru dan beberapa di antaranya masih berhubungan lewat FB serta juga  beberapa dari mereka ternyata menjadi mitra kerjaku ..... Dan dengan surat tilang itu, aku meminta tolong  temanku untuk mengurusnya .....

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun