Kampung Fiksi adalah sebuh komunitas untuk berinteraksi dengan sesama pencinta fiksi, digagas oeh beberapa Kompasianer, termasuk mba Winda dan mba Deasy, sahabat2ku. Dan mereka 'membesarkan' Kampung Fiksi dalam keyakinan, bahwa menulis ( fiksi ) adalah ekspresi jiwa untuk bisa membuat jiwa dan hidup kita lebih nyaman, senang dan bahagia.
Fiksi bisa benar2 rekaan dalam jiwa kita, tetapi bisa juga dengan latar belakang nyata, misalnya cerita cinta dengan latar belakang tenggelamnya kapal Titanic sekitar tahun 1912. Jika jiwa kita mempunyai 'tekanan', kita harus 'melepaskannya'. Dengan menulis, jiwa kita bisa 'terbebaskan', bukan hanya untuk curhat seperti menulis diary, tapi jika menulis fiksi, jiwa kita bisa tenang dengan cara 'based on true story' .....
Sesi ketiga yang paling menarik, menurutku. Sebuah blog, dengan nama 'Evolitera' untuk menerbitkan buku2 online, e-book dan e-publising. Mba Dhira menerangkan tentang ini, dan aku sangat tertarik untuk 'menerbitkan' artikel2ku tentang stroke, dimana aku memang ingin men-sosialisasikan tentang stroke. Ingin sekali aku memberikan banyak cerita apa yang bisa dilakukan untuk banyak orang yang tidak peduli tentang kesehatannya dan apa yang bisa dilakukan untuk mereka yang depresi dan putus asa jika mulai lelah mengahadapi sebuah penyakit yang tidah sembuh2. Dan ternyata juga, jika googling, tidak banyak orang2 yang bersaksi tentang apa yang terjadi dalam keadaan stroke. Stroke di Ggogle biasanya hanya sedikit ulasan dan sangat datar dan umum sekali, sehingga yang mau mencari tentang kesaksian stroke kecewa karena semuanya hanya sekedarnya .....
Mba Dhira yang menerangkan tentang Evolitera, e-book e-publishing.
Hanya sedikit mba Dhira menerangkan tentang Evolitera, tetapi aku langsung register untuk memulai berselancar di tempat ini, sesuai dengan keinginanku. Dan sesi keempat, mas Hazmi Srondol, memberikan semua pandangan menulis dengan cerita2 humor seperti beliau. Beliau sangat 'segar' dalam membawakan sesi ini, banyak yang tersenyum bahkan tertawa mendengarkannya, termasuk aku. Jam 12 siang ini memang menjadi kita tidak mengantuk ketika beliau menceritakan betapa beliau banyak membuat tulisan2 humor .....
Mas Hazmi Srondol dan Andy Gunawan.
Kampung fiksi memberi kami tugas sebagai bukti bahwa kami memang ingin belajar. Kami diminta menulis 1 cerpen dengan kunci kata : handphone / smartphone atau kata2 sejenis lainnya. Dan masing2 di publish di blognya masing2, termasuk di Kompasiana dengan mengirim link-nya via email ke Kampung Fiksi.
Para panitia Kampung Fiksi berfoto bersama.
Peserta, panitia dan mas Hazmi Srondol berfoto bersama.
Ah, selesai sudah workshop bagus ini. Sebuah 'sertifikat' menandakan bahwa aku sudah mengikuti workshop ini. Kami berfoto bersama, antara panitia, pembicara dan peserta workshop, dengan mas Hazmi Srondol sebagai 'penyamun di sarang perempuan' dan dengan gayanya yang lucu. Kami bersalam2an dengan saling berjanji untuk terus berhubungan dan berinteraksi dalam kebersamaan menulis fiksi. Dan aku sedikit mengobrol dengan mba Deasy, sedianya aku menawaran dia untuk menginap di rumahku, secara besok dia pulang ke Purwokerto. Ingin aku tetap mengobrol dengannya. Hubungan pertemaan kami bertambah baik dan semoga menjadi lebih baik lagi dimasa2 yang akan datang .....
"Sebuah tulisan kita, mungkin tidak penting bagi kita sekarang ini, tetapi belum tentu untuk orang lain. Dan sebuah tulisan kita, bisa menjadikan berkat bagi orang kain ketika orang lain tersebut memang membutuhkannya ....."