By Christie Damayanti
[caption id="attachment_151881" align="aligncenter" width="646" caption="Illustrasi dari Google"][/caption]
Aku sudah sampai di Bekasi Cyber Park, mencari pintu masuk kedalam, untuk menghadiri Workshop Perempuan tentang Menulis dan Blogging dengan Kampung Fiksi, pada tanggal 26 November 2011. Mall itu masih tutup. Jam 7.20 tepat aku sampai disana. Penjaga tiket parkirpun belum ada disana.
Aku menelpon mba Deasy, salah satu Kompaskaner yang mengundangku. Walau aku belum pernah bertemu dengan mba Deasy, aku seakan merasa 'dekat' dengannya, secara ternyata mba Deasy bertempat tinggal di Purwokerto, kampung mamaku. Beberapa bulan lalu, aku pernah menulis tentang Berlibur di 'Ranch' Keluarga dengan Kehidupan Desa dan mba Deasy sangat antusias menanggapinya. Dan aku merasa sangat dekat sejak itu, seperti keluargaku sendiri .....
Mba Deasy menjemputku di pintu mobilku. Dan dengan diantar dia, aku dan papaku yang membawakan laptopku, masuk ke ruangan untuk workshop ini. Aku langsung menuju tempat terdepan dan sisi terkiri, secara aku tidak bisa keluar masuk tempat dudukku karena aku memang belum lancar bergerak. Aku membereskan semua barang2ku : laptop, iPad, kamera, bb, dll. Aku langsung membuat reportase tentang ini lewat iPadku, dan berfoto dengan mba Deasy. Senang aku bertemu dengan dia .....
Aku dan mba Deasy sahabatku Kompasianer, dari Purwokerto
Konsep acara ini, selain memang ingin membuat workshop perempuan tentang fiksi, tetapi juga berkesinambungkan dengan 'peduli sesama', untuk anak2 yang tidak mampu. Buku "Peri Peri Bersayap Pelangi" adalah sebuah buku yang ditulis oleh 11 penulis untuk 20 judul untuk anak2 Indonesia. Buku ini dicetak untuk dijual. Sekarang sudah tidak dijual lagi. Keuntungannya, untuk mencetak lagi dan dibagikan kepada rumah2 singgah itu. Luar biasa kontribusi Kampung Fiksi .....
Sesi pertama diisi oleh mba Eka Situmorang, bercerita tentang 'bagaimana membuat blognya' sampai 'bagaimana dia bisa sering menjuarai lomba blogging'. Menarik. Aku mulai mengingat2, apa yang aku lakukan setelah aku mulai menulis. Sekitar tahun 2009, Valentino membuat blog untukku di Wordpress. Aku mulai menulis, sebuah catatan lembar kehidupanku. Dan ternyata, banyak yang membacanya. Aku menulis dengan nama samaran, dan aku selalu menulis minimal 1 artikel disana, walau hanya beberapa bulan saja karena sibuknya pekerjaan sebagai arsitek. Dan Valentino juga mulai membuat web pribadi untukku, sebuah blog berbayar. Dan ternyata aku menyukainya, walau aku tidak terus update untuk blog pribadiku .....
Ah, ada pak Dian Kelana tuh. Aku memanggilnya, karena beliau memang suka memotret. Sedikit bercakap2 dengan beliau. Kami memang sering bertemu di beberapa kopdar Kompasiana. Aku bertambah senang lagi. Walau siang ini mulai 'panas' ( wah, mall ini koq AC nya panas ya?? ), aku semangat, menunggu sesi2 berikutnya.
Sesi kedua diisi oleh mba Winda Krisnadefa. Seorang blogger dan juga Kompasianer. Dia menceritakan apa itu Kampung Fiksi dan konsep apa yang ingin dilakukan oleh Kampung Fiksi, yaitu ingin menularkan 'mau menulis'. Dan karena ini adalah Kampung Fiksi, tema tulisannya adalah fiksi ; prosa, novel, cerpen atau puisi. Bahwa jika menulis, kita mencatat sejarah, menambah percaya diri, membebaskan pikiran dan imajinasi, melatih disiplin dan kesabaran dan terapi jiwa. Dan yang paling penting, bahwa kita bisa menyampaikan sesuatu, ide, kritik dan infomasi kepada banyak orang, dan itu bisa menjadi berkat bagi orang lain .....
Mba Winda Krisnadefa, sebagai pembicara utama Kampung Fiksi pada workshop ini.