Mohon tunggu...
Christie Damayanti
Christie Damayanti Mohon Tunggu... Arsitek - Just a survivor

Just a stroke survivor : stroke dan cancer survivor, architect, 'urban and city planner', author, traveller, motivator, philatelist, also as Jesus's belonging. http://christiesuharto.com http://www.youtube.com/christievalentino http://charity.christiesuharto.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Bandara Incheon, Korea Selatan: Salah Satu yang Terbaik di Dunia

27 Juni 2011   07:58 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:08 5170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13096071791943036955

Hasil survey dikatakan, bandara Incheon menang di banding dengan bandara Changi dan bandara internasional Hong Kong dan menang jauh di bandingkan bandara Kansai Jepang, Schipol Amsterdam serta Zurich Swiss dan Munich Jerman.

Konsep Arsitektur

Seperti bangunan2 bentang panjang dan besar, struktur bandara biasanya memakai 'gelagar', seperti foto diatas ini. 'Batang taik dan batang tekan' saling silang untuk membuat strktur atap dan biasanya digunakan atap ringan supaya tidak terlalu berat ( struktur 'gelagar' ini memakai besi dan cukup besar dan berat, walau  penampangnya adalah berbentuk pipa ).

Sebenarnya seperti di foto atas ini, sistim 'gelagar' mungkin tidak dipakai se'rapat' itu, tetapi biasanya desainnya dibuat sedemikian untuk memtuk konsep arsitektur yg di inginkan si arsiteknya.

Dengan bandara yag sangat besar dan panjang, para calon penumpang dan yang datang, harus bisa 'cepat' untuk mencari cara 'dimana pesawat kita' dan 'kemana kita bisa keluar untuk bertemu si penjemput' ( meeting point ). Untuk itu, Incheon membuat 'shuttle bus dan shuttle-train'.

Jalan yang menuju 'shuttle-train'

Aku menuju shuttle-train untuk membawaku ke 'gate' yang seharusnya tempat Garuda Indonesia parkir'.

Jika kita salah arah, kita bisa tidak sampai karena arahnya sangat berlainan dan di Korea atau negara2 berhuruf Kanji akan sulit sekali bisa berkomunikasi, seperti 'signage' pun tidak berbahasa Inggris.

Sewaktu saya mau pulang ke Jakarta dari Seoul, bus saya menurunkan bukan di terminal tempat saya seharusnya check-in ( naik Garuda Indonesia, bukan Korean Airlines ), dimana, ternyata saya harus berjalan kaki separuh bandara ini dan memang saya agak telat, sehingga saya benar2 kewalahan. Setelah bertanya kepada 'informasi' , ternyata saya harus mencari shuttle-train di bawah tanah untuk menemukan 'gate' pesawat saya. Mana saya membawa koper yang lumayan berat .....

Suasana dan kemegahan bandara Incheon, Korea Selatan.

Dan ternyata juga, hal itu hanya memakan waktu sekitar 2 menit setelah saya nail kereta tersebut. Saya membayangkan,

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun