By Christie Damayanti
Sebelumnya :
Menuju Amsterdam … Aku dalam Keterbatasan? Sudah Lupa, Tuh!
Perjalanan ke Negeri yang Jauh Sudah Mulai dan Mimpiki Semakin Nyata .....
Horeeeeee ..... Libur Besar Telah Tiba!
Ketika Aku Membawa Anak-Anakku Keliling Eropa, dengan Separuh Tubuh Lumpuh .....
Hari pertama di Amsterdam dan di Eropa, tanggal 18 Juni 2014 :
Excited sekali! Ketika kita bertiga keluar dari pesawat, walau capai setelah sekitar 19 jam berada dan duduk di pesawat, terutama aku merasa segarrrrr sekali. Jam tanganku masih menunjukan waktu WIB. Kalah tidak salah, sekitar jam 11.00 WIB. Berarti di Amsterdam sekitar jam 6.00. Beda sekitar 5 jam, di belakang Jakarta.
Keluar dari tempat duduk ku, aku berjalan sendiri dituntun oleh seorang pramgari dan anak2ku sibuk dengan koper2 cabin kami. Begitu keluar dari pesawat, kursi roda bandara Schipol sudah menungguku. Aku di dorong ke bandara lewat 'belalai' dan diujung belalai kursi rodaku sudah menunggu dan aku pindah tempat dan petugas bandara mengurusku dan anak2ku dengan baik.
Selamat datang di Schipol Airport, bandara menuju Amsterdam ..... Aku didorong menuju baggage claim, dan anak2ku mengikutinya, membawa koper2 cabin kami.
Mulai dengan claim baggage, mencari taxi besar untuk membawa kami ke hotel, sampai memasukan barang2 kami, 3 koper besar, 3 koper cabin dan kursi rodaku.
*Dari waktu tidur semalam di pesawat sampai mendarat di Amsterdam, kami dihidangan 2x makan lagi. Makan besar untuk malam dan makan pagi. Walau jam tangan ku yang masih menunjukan waktu WIB dan agak aneh dengan waktu2 makan di pesawat, kami pun dengan senang hati menerima nya.
Makan malam kedua setelah menu 'Balado Ikan Teri', ada pilihan menu : daging sapi atau daging ayam. Ketika aku memilih daging ayam, ternyata aku mendapatkan pasta besar ( fettuccini ) dengan ayam rebus. Rasa ya? Menurut ku tidak karuan, hihihi ...... Tetapi anak2 ku suka, tuh ...... Dan dihidangkan dengan entry dan penutup yang berbeda dengan makan malam pertama serta roti Belanda dengan mentega yang memang enak sekali .....
Untuk makan pagi, menu nya semua sama yaitu omelet dengan sosis rebus dan tomat, serta roti Belanda dan menteganya. Untuk minum, kita bisa minta kapan saja walau buan waktu makan. Dan snack, setiap saat selalu ada. Dari Jakarta ke Amsterdam, snack nya berupa makanan ringan batan Belanda. Pilihan nya hanya asin atau manis. Jika asin, pasti keju ( selalu ini pilihan ku, karena aku suka keju ). Anak2 pasti memilih manis, waffle khusus khas Belanda, mereka suka sekali.
Dan 'tabungan' makanan 4 kali makan besar dan snack beberapa kali inilah yang membuat kami di Hari pertama bisa 'bertahan' dalam waktu lama melayani masing2 dari kami, ditengah2 suhu dingin dan angin kencang musim panas yang aneh ini, di Amsterdam ......
* * *
Sekitar jam 6.00 pagi kami turun dari pesawat dan dibantu oleh petugas Schipol Airport, Amsterdam. Tinggal kami sendiri yang tertinggal di pesawat. Aku berusaha berjalan sendiri, berpegangan dengan kursi2 pesawat sepanjang gang, tidak Ingin merepotkan anak2ku yang sudah kerepotan membawa beban koper cabin dan tasku sendiri. Ya ..... Aku tidak bisa sama sekali untuk membantu membawa barang2 kami .....
Tetapi Tuhan tidak tidur, itu aku sadari sedari dulu, apa lagi Jika kita hidup dekat dengan NYA dan akrab dengan Tuhan dan memanggil NYA, BAPA dan bisa sewaktu2 meminta NYA .....
Kru cabin semua membantu kami. Petugas bandara menjemputku dan menggandengku untuk keluar dari pesawat dan mendudukanku di atas kursi roda. Asisten bandara menunggu anak2ku untuk mengiringiku. Kami berendeng berjalan untuk claim bagasinya kami, setelah mengucapkan Terima Kasih kepada semua kru cabin pesawat.
Asisten disabled bandara mendorong kursi rodaku dan anak2ku mengikuti nya. Nyaman. Tidak harus antri. Karena ini 'summer holiday', puluhan pesawat mendarat di Schipol Airport dan antrian untuk imigrasi cukup mengular.
Kami tidak perlu antri. Aku tersenyum dan anak2ku berebut keheranan dan bertanya2 terus. Aku menjelaskan setelah penjelasanku yg ke-puluhan kali nya ssjak jauh2 hari sebelum berangkat. Tentang kepedulian negara2 lain kepada manusia, terutama bagi penyandang disabled. Dan Holland termasuk diantaranya.
Bagai2 kami, sudah disiapkan dibawah siap untuk diangkat ke trolley menuju taksi, sementara yang lain harus menunggu dan mengamati barang2 mereka di tray berjalan .....
Secepat itulah kami mendapatkan 3 koper besar kami. Mereka, asisten disabled bandara, menunggu semuanya, dan mengantar kami ke antrian taksi. Dan lagi2 kami tidak perlu antri, ketika yang lain masih sibuk dengan passportnya atau sibuk dengan claim bagasinya, untuk mendapatkan taksi dengan cepat dan segera ......
Sampai sini, aku bertambah terpengarah. Bahwa ternyata keadaanku yang disabled ini benar2 merupakan BERKAT dari Tuhan, untuk ku dan terutama untuk anak2ku. Ketika semua orang dengan capai mengantri dari belasan atau puluhan jam di pesawat, dan mereka Ingin cepat2 sampai di tempat tujuan, mereka harus berjuang untuk mendapatkan bagasinya mereka serta mencari kendaraan ke tujuan mereka dalam pengantrian.
Tetapi Tuhan selalu Ada di sisi kami. Sehingga, kami benar2 lega ketika taksi besar yang mengangkut kami bertiga serta semua barang2 kami, meluncur cepat ke hotel tempat kami menginap ......
* * *
Hotel kami tepat berada di jantung Amsterdam. Florish Paris Amsterdam Hotel, namanya. Di jalan Oudezijdskolok 11, dekat Central Station, Amsterdam. Di psat kota Amsterdam. Hotel kecil yang dipilih kan Kelly, yang mengurusku perjalanan ku. Berada persis di salah satu percabangan kanal Amstel River.
Aku membayar 45 Euro + tip nya sekitar 5 Euro. Artinya, aku membayar 50 Euro x sekitar 16.300 = 813.000 Rupiah. Sangat mahal, untuk sekali jalan dari Schipol Airport ke hotel kami yang berjarak sekitar 45 menit. Tapi tak apa. Niatnya memang demikian. Walau jika aku sehat dan bisa melakukan apapun sendiri, aku akan membawa anak2ku dari airport ke Kota yang dituju dan hotel dengan MRT. Dengan kereta dari Schipol ke Central Station Amsterdam hanya 10 Euro dan anak2 dibawah 25 tahun, separuh harga. Murah, cepat dan anak2ku belajar untuk melihat apa yang tidak ada di Indonesia .....
Kita bisa langsung menuju counter2 tiket MRT ( di Hollanf, terfokus MRT kereta dan semua menuju Central Station Amsterdam. Silahkan masuk ke counter train, beli tiket dan turun ke bawah tanah untuk berangkat ke Amsterdam ( lihat foto2 diatas ) .....
Ok lah. Taksi besar kami berhenti di salah satu sudut kanal Amstel River. Kami harus jalan kaki karena merupakan pedestrian. Mengasikkan sekali! Kursi rodaku disiapkan dan aku di dorong Michelle menuju Floris Paris Hotel untuk check-in, sementara Dennis dibantu oleh supir taksi besar itu membawa koper2 kami ke hotel, yang berjarak sekitar 200 meter dari taksi berhenti .....
Gaya Michelle, di depan Schipol Airport
Kami dalam taksi besar kami, yang membawa ke hotel kami di Amsterdam .....
Selamat datang di Amsterdam, kota yang penuh harapan dan menjanjikan untuk kami bisa menyatukan hati kami , antara aku dan anak2ku, dalam sebuah kesempatan berlibur dan memakai kualitas hubungan keluarga, sebagai kekuatan untuk membangun keseahteraan keluarga kecil kami .....
Tips awal, begitu keluar dari bandara :
1. Pertama kali harus BERDOA dulu, bahwa Tuhan sudah mengijinkan kita selamat sampai di tujuan. Terima kasih Tuhan .....
2. Cari transportasi :
Jika bukan ikut tiur sejak awal rencana. Karena jika ikut tour, akan ada yang menjemput sampai ke tempat tujuan.
Selalu cepat berpikir untuk bagaimana kita bisa sampai ke tujuan. Banyak cara, tetapi apa yang bisa dilakukan yang terbaik. Jika memang ingin bersenang2 tanpa repot, silakan langsung cari taksi. Dan kenyamanan akan kita dapatkan, dengan harga mahal.
Tetapi jika kita berlibur dengan dana terbatas, sebaliknya begitu siap keluar bandara, cari tahu tentang alat transportasi yang murah dan cepat. MRT, baik bus atau kereta, trem atau yang lain. Toh walau murah, itu tetap jauh lebih baik dari transportasi di Indonesia. Dan dana akan terselamatkan. Mendingan beli oleh2, kan? Hihihi .....
Kalau aku karena alasan2 di beberapa artikelku sebelumnya, lihat link2 diatas.
3. Jangan lupa, cari PETA KOTA. Pasti ada di bandara, banyak perusahaan yang mencetak, bahkan Pemerintah dan bandara pun menyiapkannya. Pelajari peta tersebut untuk berpikir tentang tujuan kota dan hotel kita. Ambil beberapa peta, dan simpan untuk jaga2. Semuanya gratis .....
4. Bagi yang IPS atau memang mempunyai keterbatasan, jangan lua cek tensi, hitung waktu untuk minum obat rutin. Tenang duduk sebentar, melancarkan darah dan tubuh yang kaku, karena terlalu lama duduk di pesawat. Dan ikuti apa yang 'tubuh kita' butuhkan.
#Hari Rabu tanggal 18 Juni 2014, sekitar jam 9 pagi waktu setempat, di Floris Paris Amsterdam Hotel .....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H