Mohon tunggu...
Christie Damayanti
Christie Damayanti Mohon Tunggu... Arsitek - Just a survivor

Just a stroke survivor : stroke dan cancer survivor, architect, 'urban and city planner', author, traveller, motivator, philatelist, also as Jesus's belonging. http://christiesuharto.com http://www.youtube.com/christievalentino http://charity.christiesuharto.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

'Molen De Gooyer': Musim Panas yang Hangat di Café Brouwerij...

14 Agustus 2014   22:12 Diperbarui: 18 Juni 2015   03:32 241
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Berada di sisi salah satu kanal Amstel River, Canal Nieuwevaart. Dibangun tahun 1725 dengan struktur kincir angin tradisional. Kincir angin ini merupakan pengganti dari kincir angin yang sebelumnya, yang sudah tua, yang juga dipunyai oleh keluarga De Gooyer. Pabrik Molen De Gooyer ini beroperasi sampai tahun 1814. Dan setelah itu, kota Amsterdam 'membeli' Molen De Gooyer ini sebagai asset wisata Amsterdam., walau masih beroperasi sebagai pabrik.

Eh, ternyata Molen De Gooyer justru di beli oleh kota Amsterdam, bukan 'dihancurkan' untuk dibangun pabrik2 atau bangunan2 yang lebih modern ( tidak terlalu 'manual' ). Hebat!

Sejak itu juga, Molen De Gooyer berubah menjadi asset wisata Amsterdam. Tetapi pada tahun 1972, badai menghantam Amsterdam sehingga banyak kerusakan kincir angin tersebut. Tetapi pemerintah kota Amsterdam tetap melihatnya sebagai asset kota, dan peduli dengan searah kotanya. Sehingga, mereka memperbaii dan membangunnya kembali dan tahun 1976, Molen De Gooyer kembali beroperasi.

Molen De Gooyer ini memang lokasinya sangat terkonsentrasi dalam dunia wisata Amsterdam. Lokasinya di sebela timur pusat kota Amsterdam. Sekarang ini, Molen De Gooyer tidak digunakan lagi sebagai pabrik, tetapi untuk wisata kota. Didalanya memang masih dipelihara struktur dan alat pabrik sebagai paket wisata 'melihat kincir angin' dari dekat. Dan di bagian bawah serta diluarnya, di desain sedemikian sangat indah dan cantik, untuk café.

Bunga2 indah musim panas, bermekaran. Sayang, tdak ada bunga Tulip, sehingga aku tetap penasaran, kapan aku sempat untuk melihat bunga Tulip dengan mata kepalaku sendiri! 3x aku ke Hollanf, 3x juga tidak ada bunga Tulip, karena hanya bulan Maret sampai Mei saja, bunga Tulip bermekaran ..... hiks .....

Café Brouwerij, berlambang Osterich ( burung unta ) yang sebenarnya 'trade-mark bagi negara Australia ( aku belum menemukan referensinya ), dibawah Molen De gooyer itu, menjual berbagai makanan ringan serta juga minuman ringan. Meja dan kursinya dibuat dari kayu, cantik! Di desain sesuai dengan interior bagunan Bbelanda, membuat cafe Brouwerij menjadi favorite turis dan penduduk disekitarnya.


[caption id="attachment_352878" align="aligncenter" width="471" caption="www.theaustralian.com.au"]

14080036601606228224
14080036601606228224
[/caption]

Holland mempunyai produksi beer sendiri ( Heineken ), maka hampir semua café, termasuk Café Brouwerij, menjual Heineken. Makanan2 itu seperti kue2 keju, daging asap, kacang2an serta minuman2 ringan.

Karena kincir angin adalah sebuah 'trade-mark' bagi Hollanf, sehingga berbondong2 turis manca negara 'mencari' kincir angin, maka turis2 itu akan terus 'menyerbu' kincir2 angin tersebut, dimanapun dan kapan pun! Sehingga, jika ada kincir angin tidak pernah kosong, selalu penuh dan berdesakan.

Dan ternyata daya tamping café dan Molen De Gooyer ini, melebihi 'takarannya'. Sehingga, tidak semua turis dan pelanggan dapat terlayani dengan baik, di Molen nya dan café nya, di jam2 sibuk. Biasanya jam2 sibuk itu berlangsung ters setiap hari dari jam 8.00 pagi sampai jam 17.00 sore. Dan malamnya, justru Cafe Brouwerij menjadi tempat favorite untuk hang-out dengan teman2, mitra kerja atau keluarga mereka .....

Hmmmmm ...... suasananya memang sangat menyenangkan, untuk sebuah tempat cantik. Terbayang aku duduk2 sendiri atau bersama anak2 di teras Café Brouwerij, di musim panas yang hangat ......

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun