By Christie Damayanti
Bermula dari sebuah buku komik Jepang. Di awal tahun 2000-an, Si kecil Michelle sangat tertarik melihat2 komik Doraemon. Komik Jepang, yang dibuka dari kiri kekanan, dan membuat mata Michelle terbelalak lebar. Dengan suaranya yang masih cadel (Michelle tahur tahun 1999), serta memang dia sedang tidak mampu mendengar …..
Ya, selama 4 tahun pertama di hidupnya, Michelle belum mampu mendengar, karena tumor yang terus menyerangnya dalam rahimku, selama aku mengandungnya! Yang dia bisa dengar adalah Guntur yang menggelegar atau kita berteriak di kuping kanan dan kirinya, karena pendengarannya hanya 95dB, sementara manusia normal bisa mendengar sampai 20dB, bisa mendengar berbisik2.
Kerna komik Doraemon inilah, membuat Michelle keranjingan komik. Dan karena keadaan Michelle yang terbatas dan berkebutuhan khusus inilah, juga membuat aku berusaha untuk memberikan apa yang dia inginkan, apalagi yang dia butuhkan.
Sebagai seorang ibu muda, waktu itu aku hanya mengibaskan pikiran2ku tentang hudup Michelle u yang kemungkinan besar menjadi seorang tuna rungu. Hatiku sangat sakit dan aku berusaha untuk tidak terbawa emosiku, dan terus memberikan apa yang aku ingin berikan kepada Michelle.
Ketika Michelle erumur 4 tahun, PUJI TUHAN segenap alam! Bahwa Michelle sembuh dari kemungkinan besar dia akan menjadi tuna rungu. Tuhan memang kuar biasa dan Maha Basar! Tetapi, mimpi Michelle terus berlanjut ……
Dari kegemarannya melihat2 dan ‘membaca’ komik Doraemon, seteah dia berada di kelas Kelompok Bermain sampai lulus Sekolah Dasar, dia gemar untuk menggambar Manga. Bagkan dia mampu mengekspresikan tubuhnya sendiri sabagai Manga, dengan caranya sendiri. Dan gambarnya pun semakin eksprefis!
Dia membeli baju2 untuk berdandan cosplay, sebagai tokoh2 unik Jepang. Terutama tokoh2 kartun dengan baju2 cantik atau baju2 yang melambangkan binatang peliharaan. Dan mimpiya pun berkembang dengan belajar sendiri bahasa Jepang.