Mohon tunggu...
christianus seageat
christianus seageat Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

simple.

Selanjutnya

Tutup

Dongeng

Jangan Berhenti di Tengah Jalan

4 April 2012   09:23 Diperbarui: 25 Juni 2015   07:03 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada periode Warring, di negara bagian Wei, hiduplah seorang pemuda bernama Leyangtsi. Ia memiliki istri yang sangat baik dan berbudi luhur, yang sangat ia cintai. Suatu hari, Leyang menemukan uang emas dalam perjalanan pulangnya, dan ia sangat gembira berlari pulang secepat mungkin dan memberikan uang itu kepada istrinya. Anehnya, istrinya tidak mau menerimanya dan berkata dengan lembut, “Suamiku, seorang lelaki sejati tidak pernah minum air curian. Mengapa kamu membawa pulang emas yang bukan milik kita? Pasti sang pemilik sedang kebingungan mencari-cari barang ini di tempat yang tadi ia lewati." Leyang tersentuh akan kata-kata istrinya, dan ia mengembalikan uang emas itu ke tempat tadi ditemukan. Setahun kemudian, Leyang menempuh studi lebih lanjut ke luar daerah, sehingga istrinya tinggal sendiri di rumahnya di desa. Di tengah-tengah masa studinya, Leyang merasa sangat rindu ingin bertemu sang istri, dan ia pulang ke rumah. Istrinya sedang menenun kain di kamar dan merasa kaget saat mengetahui suaminya pulang, bertanya mengapa ia kembali begitu cepat. Suaminya menjelaskan alasannya. Istrinya menjadi marah dan mengambil gunting, diguntingnya putus setengah dari kain tenunannya yang sudah susah payah dibuatnya tadi, membuat suaminya bingung. Istrinya berkata, “Bila sesuatu dihentikan di tengah jalan, bagaikan menggunting kain yang sedang ditenun. Kain hanya dapat berguna saat ia selesai ditenun. Namun kini ia tak berharga, sama seperti sekolahmu.” Leyang sangat tersentuh akan nasihat istrinya. Ia segera kembali melanjutkan studinya, dan tidak pulang sampai ia lulus dan mendapat pekerjaan yang baik. Kisah ini sering diceritakan di kalangan rakyat Tiongkok agar anak-cucu memiliki semangat memperjuangkan cita-cita. Sumber : http://kolom-inspirasi.blogspot.com/2012/03/jangan-berhenti-di-tengah-jalan.html#ixzz1r3AUfJUL

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Dongeng Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun