ini bukan rindu seperti kacamata yang melekat di hudung kakek tua.
utuh dua kacanya. ini hanya seperti suara yang dibawa angin. mampir ke telinga,
lalu hilang. hati tak sempat berdoa tapi bulu roma telah berbaris karna takut.
begitulah rinduku padamu, seperti jantung yang berdetak mengucap cinta
pada paruparu, tapi hati tak beri jalan. ia mekar untuk pagi lalu malam menghapusnya.
kau mungkin tak tahu, aku pernah merayu Tuhan dari atas sebongkah batu. pada sebuah
siang yang berair deras. air mataku tak ikut berlayar dalam gemericik sungai.
tapi bagiku cukup. cukup jujur pada Tuhan kalau aku tak menipuNYA, bahwa aku sudah
memakimu saat kenangan tentang kita mengusik jalannya logikaku untuk menemukan taman
melepas senja.
tapi sudahlah. ini hanya rindu omong kosong yang sengaja aku tuliskan. bila kau menemukan
dalam pandanganmu, janganlah ikut memaki. biarkan aku yang berdosa. karna Tuhan bisa saja
memaafkan, tapi bila rindu yang tersinggung maka kau akan dibuat berdarah-darah sampai kau
menutupnya dalam pandang walau tanpa kejujuran saat bertemu. dan itu akan menjadi rindu
yang omong kosong juga.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI