Mohon tunggu...
Christian Meka
Christian Meka Mohon Tunggu... Relawan - Mahasiswa Ilmu Komunikasi Unwira Kupang

Now or Never

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Noemuti yang Memiliki 1001 Cerita

6 Oktober 2019   19:55 Diperbarui: 6 Oktober 2019   20:23 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Noemuti merupakan tempat yang menjadi lokasi KKBM atau Kemah Kerja Bakti Mahasiswa oleh Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu politik yang terbagi dalam 12 Desa berbeda  yang ada di kecamatan Noemuti, di tempat ini juga Mahasiswa disambut baik oleh masyarakat setempat dengan upacara adat dan ritual penyambutan tamu yang ada di temapat itu, oleh karena itu mahasiswa yang datang merasa nyaman dengan sambutan masyarakat setempat.

Tempat ini menjadi salah satu objek pelayanan mahasiswa dalam melaksanakan tugas melayani dan membantu masyarakat dalam hal teknis maupun non-teknis, mahasiswa yang terbagi di 12 desa ini antara lain Desa seo, Noebaun, Bijeli, Oeprigi, Popnam, Nifuboke, Fatumuti, Noemti, Banfanu, Kiola,Oenak dan Nibaaf. Ditempat ini para mahasiswa dibagi kerumah-rumah warga untuk tinggal selama 2 minggu bersama orang tua asuh yang sudah menerima mereka untuk tinggal bersama.

Dari Desa Seo sampai ke Desa Oenak terbentang persawahan yang luas dan hamparan lahan kering yang menjadi tempat mata pencaharian utama masyarakat sebagai petani, mahasiswa yang datang bukan hanya membantu aparatur desa dalam hal membantu permasalahan yang terjadi di desa akan tetapi membantu masyarakat dalam bertani dan berwirausha. Di tempat ini masyarakat bergantungkan hidup mereka pada hasil pertanian dan juga hasil hutan.

Jagung dan kacang-kacangan merupakan hasil utama dari hasil pertanian lahan kering yang menjadi sumber kebutuhan masyarakat, hanya sebagian desa yang bisa menikmati hasil lahan basah yakni padi yang ditanam di persawahan karena daerah yang dekat dengan 2 (dua) aliran sungai yaitu sungai Noebaun dan sungai Noenaere yang mengaliri Desa Noebaun, Popnam, Bijeli dan Seo, sedangkan desa lain hanya mengandalkan lahan kering dan hasil hutan sebagai mata pencaharian.

Hasil hutan yang dapat membantu masyarakat antaran  lain Madu yang dihasilkan oleh lebah dapat diambil untuk dijual dan juga pohon Tuak yang diambil sarinya untuk dijadikan Sopi. 

Sopi adalah minuman tradisional masyarakat Timor Tengah Utara yang diolah dengan cara tradisional dan dicampurkan ramuan tradisional yang berasal dari akar-akar pohon untuk membuat Sopi terasa seperti minuman keras. Memang hampir seluruh masyarakat bisa membuat Sopi akan tetapi sedikit yang membuat dan menjual Sopi untuk bisa menopang hidup sebagai petani lahan kering yang hasil panennya tidak memungkinkan.

Ditempat ini mahasiswa bukan hanya membantu masyrakat dalam hal bertani, akan tetapi mahasiswa juga membantu pemerintah desa dalam memberikan sumbangan berupa administrasi dan pembuatan papan informasi, papan nama desa dan papan batas RT/RW untuk membenahi keadaan desa. 

Mahasiswa yang datang juga mengunjungi sekolah-sekolah yang ada di kecamatan Noemuti untuk membagi informasi kepada Siswa SD, SMP, dan SMA tentang pendidikan dan juga perkembangan arus informasi di era moderen agar siswa yang ada di Desa tidak kalah bersaing dengan siswa yang ada di perkotaan dalam hal berlajar dan mengenal perkembangan teknologi di era moderen sekarang ini.

Di noemuti ini sendiri terdapat Gereja Hati Kudus Noemuti, peninggalan portugis yang masih membekas, banguna gereja ini mempunyai cerita dan sejarah tersendiri. 

Gereja ini merupakan satu-satunya gereja tertua di TTU. Pasalnya, dahulu saat portugis masuk ke pulau Timor dan membawa agama katolik pertama kali di pulau karang. 

Lokasi gereja ini tidak terlalu jauh dari kota Kefamenanu persis 100 meter kearah selatan jembatan akan menjumpai gereja yang bercorak kuning hijau itu. Mempunyai taman bungan di halaman depan gereja, memberikan kesan tersendiri bagi setiap pengunjung, ada satu patung Bunda Maria di sebuah lopo kecil yang diberi naungan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun