Mohon tunggu...
Christian Juan
Christian Juan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Airlangga

.....

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur

Project Gigaton Perusahaan Walmart

1 Januari 2025   17:03 Diperbarui: 1 Januari 2025   17:03 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Entrepreneur. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcomp

Walmart adalah salah satu perusahaan ritel terbesar di dunia yang berasal dari Amerika Serikat. Didirikan oleh Sam Walton pada tahun 1962 di Rogers, Arkansas, Walmart berkembang pesat dengan misi menyediakan produk berkualitas dengan harga terjangkau bagi pelanggan. Hingga kini, Walmart memiliki jaringan yang luas dengan ribuan toko di berbagai negara dan platform e-commerce yang kuat, menjadikannya sebagai pemimpin dalam industri ritel global.Sam Walton membuka toko pertama Walmart dengan tujuan menciptakan model bisnis yang fokus pada harga rendah dan efisiensi tinggi. Pendekatan inovatif Walton terhadap pengelolaan rantai pasokan, negosiasi dengan pemasok, dan efisiensi operasional membantu Walmart tumbuh dengan cepat. Pada tahun 1970, Walmart menjadi perusahaan publik, dan modal yang diperoleh digunakan untuk mempercepat ekspansi. Pada tahun 1990-an, Walmart telah menjadi pengecer terbesar di AS dan mulai melebarkan sayapnya ke pasar internasional (Budiono dkk., 2023).

Model bisnis Walmart berfokus pada prinsip "Everyday Low Prices" (Harga Rendah Setiap Hari), yang bertujuan memberikan nilai terbaik bagi pelanggan. Walmart menerapkan strategi pembelian dalam jumlah besar dan efisiensi logistik untuk menekan biaya, sehingga dapat menawarkan harga yang kompetitif. Selain itu, Walmart memanfaatkan teknologi canggih dalam manajemen inventaris dan sistem distribusi untuk memastikan barang selalu tersedia di toko.Walmart juga memiliki beragam format toko, termasuk Supercenters, Neighborhood Markets, dan Sam's Club, yang memenuhi berbagai kebutuhan pelanggan. Kehadiran e-commerce Walmart melalui platform Walmart.com juga memperkuat posisi perusahaan dalam persaingan di era digital, terutama melawan raksasa e-commerce seperti Amazon.

Walmart telah melebarkan operasinya ke berbagai negara, termasuk Meksiko, Kanada, Tiongkok, India, dan negara-negara lain. Meskipun sukses di banyak pasar, Walmart juga menghadapi tantangan di beberapa negara karena perbedaan budaya, regulasi, dan preferensi pelanggan. Sebagai contoh, Walmart keluar dari Jerman dan Korea Selatan karena kesulitan menyesuaikan diri dengan dinamika pasar lokal.Selain fokus pada profitabilitas, Walmart juga menunjukkan komitmen terhadap keberlanjutan dan tanggung jawab sosial. Walmart berinvestasi dalam energi terbarukan, pengurangan limbah, dan program yang mendukung komunitas lokal. Program ini mencakup donasi untuk pendidikan, bantuan bencana, dan pengembangan karyawan. Walmart juga mendukung keberagaman dan inklusi dalam lingkungan kerja.

Walmart telah meluncurkan inisiatif ambisius yang dikenal sebagai Project Gigaton. Program ini bertujuan untuk mengurangi satu miliar metrik ton (gigaton) emisi gas rumah kaca dari rantai pasokan globalnya pada tahun 2030. Upaya ini sejalan dengan komitmen Walmart untuk mendukung keberlanjutan lingkungan sambil mendorong praktik bisnis yang bertanggung jawab. Dengan jaringan pemasok dan operasi yang sangat luas, Walmart menyadari bahwa kontribusi terbesar terhadap perubahan iklim berasal dari emisi yang dihasilkan di sepanjang rantai pasokannya, mulai dari produksi hingga distribusi barang. Oleh karena itu, Project Gigaton dirancang untuk melibatkan para pemasok dalam mengadopsi praktik ramah lingkungan yang akan memberikan dampak signifikan bagi planet ini (Neebe, 2020).

Program ini memiliki pendekatan multidimensional dengan berfokus pada enam pilar utama: energi, limbah, keberlanjutan produk, penggunaan tanah, transportasi, dan desain produk. Dalam pilar energi, Walmart mendorong pemasok untuk meningkatkan efisiensi energi di fasilitas mereka serta beralih ke sumber energi terbarukan. Sebagai contoh, perusahaan memberikan panduan teknis dan akses ke platform yang membantu pemasok menghitung emisi mereka dan mengidentifikasi peluang untuk perbaikan. Untuk limbah, Walmart bekerja dengan pemasok untuk mengurangi limbah di seluruh siklus hidup produk, termasuk pengurangan limbah makanan dan peningkatan daur ulang bahan kemasan. Hal ini tidak hanya mengurangi emisi gas metana yang dihasilkan oleh limbah di tempat pembuangan akhir tetapi juga mengurangi biaya operasional pemasok.

Dalam hal keberlanjutan produk, Walmart mendorong pemasok untuk menghasilkan barang dengan jejak karbon lebih rendah, misalnya, dengan mengurangi penggunaan bahan kimia berbahaya dan meningkatkan efisiensi dalam penggunaan air dan sumber daya lainnya. Inisiatif ini sering kali melibatkan perubahan dalam proses manufaktur atau inovasi bahan baku, yang dapat meningkatkan daya saing pemasok sekaligus memberikan manfaat lingkungan. Penggunaan tanah juga menjadi fokus utama dalam Project Gigaton, di mana Walmart memprioritaskan praktik pertanian regeneratif yang mendukung konservasi keanekaragaman hayati, memperbaiki kualitas tanah, dan menyerap lebih banyak karbon dari atmosfer. Hal ini relevan terutama untuk produk berbasis agrikultur seperti makanan dan pakaian, di mana proses produksinya sangat memengaruhi lingkungan (Elmore et al., 2024).

Di sektor transportasi, Walmart mengupayakan pengurangan emisi melalui optimalisasi rute distribusi, penggunaan kendaraan berbahan bakar rendah emisi, dan integrasi teknologi yang lebih efisien. Sebagai salah satu perusahaan yang memiliki armada transportasi besar, Walmart sendiri telah melakukan investasi signifikan dalam armada berbasis listrik dan bahan bakar alternatif. Dengan memberikan contoh ini, Walmart berharap dapat menginspirasi pemasok untuk melakukan hal yang sama. Terakhir, desain produk menjadi bagian penting dari Project Gigaton, di mana Walmart mendorong pemasok untuk menciptakan produk dengan siklus hidup lebih panjang, desain yang memudahkan daur ulang, dan kemasan yang lebih hemat sumber daya.

Keberhasilan Project Gigaton tidak hanya bergantung pada upaya Walmart sendiri tetapi juga pada kolaborasi dengan ribuan pemasoknya di seluruh dunia. Untuk mendorong partisipasi, Walmart menyediakan pelatihan, alat pengukuran, dan penghargaan bagi pemasok yang mencapai target keberlanjutan tertentu. Inisiatif ini dirancang untuk mendorong pemasok tidak hanya melihat keberlanjutan sebagai kewajiban tetapi juga sebagai peluang bisnis. Banyak pemasok melaporkan bahwa langkah-langkah keberlanjutan yang mereka ambil, seperti efisiensi energi dan pengurangan limbah, tidak hanya membantu lingkungan tetapi juga meningkatkan profitabilitas mereka dengan mengurangi biaya operasional.

Namun, tantangan dalam pelaksanaan Project Gigaton juga tidak dapat diabaikan. Dengan rantai pasokan yang mencakup lebih dari 100.000 pemasok di berbagai negara, Walmart menghadapi hambatan dalam memastikan bahwa semua pemasok memiliki kapasitas dan komitmen untuk mengimplementasikan perubahan. Beberapa pemasok, terutama yang beroperasi di negara-negara berkembang, mungkin tidak memiliki sumber daya atau teknologi yang cukup untuk mendukung target ini. Selain itu, kurangnya standar global dalam pelaporan emisi juga menjadi tantangan dalam mengukur kemajuan secara konsisten. Untuk mengatasi hal ini, Walmart bekerja sama dengan organisasi internasional, pemerintah, dan lembaga non-profit untuk memberikan dukungan teknis dan pembiayaan bagi pemasok yang membutuhkan.

Keberlanjutan dari Project Gigaton juga bergantung pada kemampuan Walmart untuk mengintegrasikan prinsip-prinsip lingkungan ke dalam strategi bisnis utamanya. Dengan kata lain, inisiatif ini tidak hanya dilihat sebagai proyek jangka pendek tetapi sebagai bagian integral dari visi perusahaan untuk menciptakan nilai yang bertahan lama bagi pemangku kepentingan. Untuk menunjukkan transparansi, Walmart secara rutin melaporkan kemajuan program ini melalui Environmental, Social, and Governance (ESG) Reports yang dapat diakses oleh publik. Laporan ini tidak hanya mencakup data kuantitatif mengenai pengurangan emisi tetapi juga cerita-cerita sukses dari pemasok yang telah berhasil melakukan transformasi berkelanjutan (Sarokin, 2022).

Dampak positif dari Project Gigaton melampaui batasan operasional Walmart. Dengan skala dan pengaruhnya yang besar, Walmart telah menciptakan tren baru dalam industri ritel global, di mana keberlanjutan menjadi prioritas utama dalam rantai pasokan. Banyak perusahaan lain, baik besar maupun kecil, mulai mengadopsi pendekatan serupa untuk mengurangi emisi gas rumah kaca. Hal ini menunjukkan bahwa Walmart tidak hanya memainkan peran sebagai pemimpin dalam industri ritel tetapi juga sebagai penggerak perubahan positif untuk keberlanjutan global.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun