Enakan Jamanku to P4? Atau P5

Enakan Jamanku?

Kini, pertanyaan yang sering muncul di kalangan orang-orang yang pernah merasakan kedua kurikulum ini adalah, "Enakan jamanku to P4? Atau P5?"

Jawabannya, tentu saja, relatif dan tergantung pada perspektif masing-masing. Bagi sebagian orang yang tumbuh dengan kurikulum P4, mereka mungkin merasa bahwa sistem yang lebih terstruktur dan menekankan pada disiplin serta penghormatan terhadap nilai-nilai negara memberikan rasa aman dan jelas dalam pendidikan. Mereka merasa bahwa pendidikan saat itu lebih berorientasi pada pembentukan karakter nasionalis dan patuh pada aturan yang jelas.

Namun, bagi mereka yang merasakan perubahan menuju P5, kurikulum ini memberikan lebih banyak ruang untuk berpikir kreatif, berkolaborasi, dan mengembangkan diri secara pribadi. Dengan pengajaran yang lebih mengutamakan pengembangan karakter dan keterampilan sosial, banyak yang merasa bahwa P5 lebih relevan dengan kebutuhan zaman sekarang yang semakin dinamis dan pluralistik. Di era globalisasi ini, kemampuan untuk berpikir kritis dan beradaptasi dengan perbedaan budaya menjadi keterampilan yang sangat penting.

Kesimpulan

Kurikulum P4 dan P5 masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangannya. P4 lebih menekankan pada ideologi negara dan pembentukan rasa cinta tanah air yang kuat, sedangkan P5 lebih berfokus pada pengembangan karakter, keterampilan sosial, dan kreativitas siswa. Masing-masing kurikulum ini datang pada masanya dan berusaha untuk menjawab tantangan pendidikan yang ada di era tersebut.

Pada akhirnya, apakah P4 lebih enak atau P5 lebih baik, tergantung pada apa yang kita nilai sebagai tujuan utama pendidikan. Pendidikan yang menekankan pada penguasaan ideologi dan patriotisme mungkin lebih relevan pada masa tertentu, namun di era globalisasi ini, pendidikan yang mampu mengembangkan karakter, keterampilan hidup, dan keterbukaan terhadap perbedaan menjadi hal yang jauh lebih penting.