Mohon tunggu...
Christian Dimas
Christian Dimas Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Mahasiswa

Amogus

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tantangan Kompleks yang Memerlukan Solusi Terarah

22 Agustus 2023   21:17 Diperbarui: 22 Agustus 2023   21:40 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Era bonus demografi, suatu fase perkembangan penduduk di mana jumlah individu usia produktif melebihi jumlah individu yang tidak produktif, pada teori akan menjadi potensi ekonomi yang besar. Namun, realitas di lapangan seringkali menunjukkan tantangan yang signifikan terkait meningkatnya angka pengangguran yang disebabkan oleh minimnya lapangan pekerjaan dalam era ini. Dalam artikel opini ini, kita akan menganalisis fenomena tersebut dari perspektif mahasiswa yang netral. Kita akan menggunakan referensi terpercaya, termasuk jurnal dan artikel, untuk mendukung pandangan ini.

Tantangan Kompleks di Era Bonus Demografi

Bonus demografi merupakan periode saat populasi usia produktif mencapai puncaknya dalam suatu negara. Di atas kertas, ini seharusnya memberikan peluang bagi pertumbuhan ekonomi yang cepat, karena lebih banyak tenaga kerja tersedia untuk berkontribusi pada pembangunan ekonomi. Namun, dalam banyak kasus, tantangan yang muncul menjadi kompleks.

Minimnya Lapangan Pekerjaan yang Sesuai

Salah satu faktor utama dalam meningkatnya angka pengangguran adalah ketidaksesuaian antara ketersediaan lapangan pekerjaan dan jumlah tenaga kerja yang masuk ke pasar. Menurut jurnal "Employment Growth and Demographic Dividend: Evidence from South Asia" oleh Sumit Agarwal dan Sabyasachi Kar, lonjakan jumlah pencari kerja dapat menyebabkan persaingan yang intens dalam mencari pekerjaan yang sesuai. Kurangnya lapangan pekerjaan yang berkualitas dan sesuai dengan keterampilan individu dapat mengakibatkan pengangguran struktural, di mana individu tidak memiliki kualifikasi yang diperlukan untuk pekerjaan yang tersedia.

Teknologi dan Struktur Ekonomi yang Berubah

Dalam era globalisasi dan revolusi teknologi, perubahan dalam struktur ekonomi dan adopsi teknologi baru memainkan peran kunci dalam menciptakan atau mengurangi lapangan pekerjaan. Artikel "Technology and the Future of Work" oleh Darrell M. West menunjukkan bahwa teknologi seperti otomatisasi dan kecerdasan buatan dapat menggantikan pekerjaan rutin, sementara pekerjaan yang memerlukan keterampilan digital dan analitis cenderung bertahan atau berkembang. Akibatnya, orang yang tidak memiliki akses atau keterampilan ini berisiko tinggi mengalami pengangguran atau ketidaksetaraan dalam kesempatan kerja.

Pentingnya Pendidikan dan Pengembangan Keterampilan

Solusi jangka panjang untuk masalah ini melibatkan investasi dalam pendidikan dan pelatihan keterampilan. Menurut artikel "Youth Employment and the Future of Work" oleh International Labour Organization (ILO), kurikulum pendidikan harus disesuaikan dengan tuntutan pasar kerja masa depan. Pendidikan harus fokus pada pengembangan keterampilan yang relevan dengan teknologi dan kebutuhan industri. Selain itu, pelatihan keterampilan harus diakses oleh semua lapisan masyarakat, termasuk kelompok yang lebih rentan terhadap pengangguran.

Kebutuhan akan Diversifikasi Ekonomi

Keterbatasan lapangan pekerjaan dalam era bonus demografi juga menyoroti pentingnya diversifikasi ekonomi. Negara-negara harus mendorong inovasi dan pengembangan sektor yang memiliki potensi pertumbuhan besar. Ini bukan hanya akan menciptakan lapangan pekerjaan baru, tetapi juga mengurangi ketergantungan pada sektor-sektor tertentu yang rentan terhadap fluktuasi ekonomi global.

Kesimpulan

Meningkatnya angka pengangguran akibat minimnya lapangan pekerjaan dalam era bonus demografi adalah tantangan serius yang memerlukan solusi yang terarah dan terintegrasi. Pendidikan yang relevan, pengembangan keterampilan, diversifikasi ekonomi, serta penyesuaian terhadap perkembangan teknologi adalah beberapa langkah penting dalam menghadapi tantangan ini. Mahasiswa sebagai bagian dari masyarakat perlu terlibat dalam diskusi dan tindakan untuk mengatasi masalah ini, karena bonus demografi seharusnya menjadi peluang, bukan ancaman, bagi pembangunan ekonomi dan sosial.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun