Belajar adalah sesuatu yang pasti terjadi dan dialami oleh manusia karena merupakan proses yang  berlangsung selamanya dan dengan sadar dalam hidupnya.Â
Kegiatan belajar dapat diperoleh individu dari lingkungan sekitarnya, mulai dari lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat di sekitar tempat tinggalnya.Â
Pendidik dalam hal ini perlu mengambil peran sebagai motivator dan fasilitator agar nantinya proses belajar menjadi bermakna dan peserta didik memperoleh ilmu pengetahuan baru yang nantinya dapat bermanfaat bagi kehidupannya. Pendidik ditantang untuk mampu memilih, menentukan model dan metode belajar yang tepat sehingga tujuan pembelajaran tercapai.
Dalam memilih model dan metode pembelajaran, para pendidik tak bisa lepas dari peran teori belajar yang sudah dikenal dan berkembang dalam masyarakat. Salah satu teori belajar yang perlu mendapat perhatian khusus adalah teori belajar yang disampaikan oleh John Dewey.
John Dewey adalah seorang filsuf dan psikolog yang lahir pada tanggal 20 Oktober 1859 di Burligton, negara bagian Vermont, sebelah timur Amerika Serikat. Ia terkenal dengan teorinya yang menekankan bahwa pada dasarnya manusia memiliki pengetahuan yang hendaknya dikembangkan dengan pengalaman dan praktik langsung ( Experiental Learning ) .Â
Selain itu, Dewey juga menekankan perlunya kolaborasi. Ia menekankan bahwa "Kita bisa melakukan banyak hal yang lebih sulit bersama orang lain dibandingkan kalua kita melakukannya sendiri."
Belajar dari teori Dewey ini maka salah satu aktivitas yang dapat dilakukan di dalam kelas adalah melalui kegiatan percobaan sehingga peserta didik memiliki pengalaman yang bermakna.Â
Dalam mempelajari sebuah materi ajar, peserta didik tidak cukup hanya dijejali materi yang bertubi-tubi dari  guru yang pada akhirnya akan menimbulkan kebosanan dalam diri peserta didik.Â
Kelas yang monoton dengan metode ceramah tentunya tidak menarik sehingga tidak sedikit dari antara peserta didik yang memilih melakukan aktivitas lain saat gurunya memberikan ceramah di depan kelas, misalnya membuat corat-coret di meja atau menggambar sesuka hati di buku tulis mereka sebagai luapan rasa bosan yang ada.
Tentunya hal serupa tidak akan terjadi saat pembelajaran dikemas sedemikian rupa melalui kegiatan interaktif ataupun percobaan yang tentunya sangat asyik. Pada materi tentang listrik, misalnya, apabila guru hanya memberikan penjelasan dengan metode ceramah tentunya akan sangat membosankan.Â
Selain itu, peserta didik juga sulit memahami karena materi sangat abstrak. Salah satu aktivitas yang dapat  menjadi alternatif kegiatan yang menarik untuk materi listrik adalah mengajak mereka untuk melakukan percobaan menyusun rangkaian listrik paralel. Alat dan bahan yang diperlukan berupa potongan kabel, lampu, baterai dan dudukannya, serta saklar. Â