Mohon tunggu...
Iyan Atanila
Iyan Atanila Mohon Tunggu... mahasiswa -

saya seorang pembelajar yang berjuang untuk mendidik @sangmutarobbi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Membudayakan (belajar) IT di Komunitas Guru

23 Juli 2016   23:34 Diperbarui: 23 Juli 2016   23:37 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Bertahun-tahun guru mengajar hanya dibantu dengan kapur tulis, mesin tik, dan OHP projector. Tiba-tiba dalam hitungan singkat, guru diminta untuk menyesuaikan diri dengan perangkat baru semisal spidol, komputer, dan infocus projector. Bahkan dituntut untuk mampu menyusun berbagai hal tentang pengelolaan pembelajaran dalam bentuk digital. Tentu ini menjadi kesulitan tersendiri bagi guru yang kurang mampu beradaptasi dengan perkembangan ini. Ujungnya, pegawai Tata Usaha atau pegawai rental komputer yang jadi sasaran untuk dimintai bantuan mengetik segala rupa terkait pembelajaran, mulai dari RPP hingga ulangan.

Perlu belajar sejarah untuk memasukkan sebuah budaya baru kepada suatu kelompok masyarakat. Dalam sejarah yang bisa kita pelajari adalah masuknya Islam di Indonesia, bagaimana seorang Wali mengajarkan Islam melalui budaya masyarakat. Contoh gamelan sebagai alat musik digunakan untuk syiar Islam, memasukkan ajaran Islam melalui lagu seperti Lir Ilir, termasuk penggunaan bedug sebagai penanda waktu shalat.

Langkah kongkret apa yang bisa diterapkan?

Hmm.. pembentukan budaya baru seperti penerapan IT bagi guru ini perlu terus menerus dilakukan sosialisasi, partisipasi, dan silaturahim. Penting juga bagi pemangku kebijakan untuk mencoba berbagai trik agar penerapan IT bisa masuk menjadi budaya bagi seluruh guru, dan ini juga untuk menepis segala bentuk pesimistis di kalangan guru. Mungkin perlu dicoba dahulu, beberapa usulan agar belajar IT benar-benar menjadi budaya bagi guru.

Pertama, kemudahan akses fasilitas IT seperti komputer dan jaringan internet. Apabila selama ini fasilitas IT hanya ada di kota-kota besar, maka IT sudah harus masuk desa. Di masa kepemimpinan Menteri Kominfo, Bapak Tifatul Sembiring, fasilitas IT di-drop untuk masuk ke desa agar memiliki wawasan dan fasilitas yang sama dengan kota. Sekolah di daerah juga dituntut untuk memprioritaskan pengadaan fasilitas IT agar segera tersambung dengan koneksi peradaban yang lebih luas. Alhamdulillah, berkat kerja keras berbagai pihak saat ini di daerah sudah banyak sekolah yang memiliki fasilitas IT yang memadai.

Kedua, biaya murah atau tanpa biaya alias gratis untuk belajar atau pemakaiannya. Bisa saja di sekolah membuka Laboratorium untuk dijadikan Taman Belajar Komputeragar siswa dan para guru menjadi tertarik untuk mempelajarinya.

Ketiga, menyenangkan dengan segala fitur dan software komputer yang menarik bagi guru. Software yang bisa dipelajari bagi seorang guru adalah microsoft officeuntuk mengelola dokumen seperti soal ulangan dan RPP, corel drawuntuk membuat gambar pada soal lebih cantik, adobe flash untuk membuat animasi pembelajaran, videoscribe dan focusky untuk pembuatan video pembelajaran yang memukau, mathtypeuntuk menulis equation yang lebih cantik, catamsiauntuk recording langsung dengan layar komputer, mindmaple untuk pembuatan mindmapping materi, atau bisa juga mempelajari e-commerce dikenal juga dengan toko online. Masih banyak lagi software dan pembelajaran IT yang menarik dipelajari oleh seorang guru.

Keempat, pelatihan IT yang simultan agar guru selalu mendapat informasi baru tentang teknologi pendidikan. Tentu saja ini menjadi tugas pemangku kebijakan, untuk memperhatikan jadwal pelatihan dalam setiap tahun ajaran bagi guru.

Bila tatap muka sukar dilakukan, maka UPTD bisa memberikan saran kepada guru untuk mengikuti Diklat Online Guru Melek IT (DOGMIT) yang dilaksanakan hampir setiap bulan dengan materi yang beragam. Mudah sekali caranya, kunjungi www.gurumelekit.com atau klik daftar online disini, lalu transfer biaya diklat, tidak lama ada email yang berisi username dan password untuk masuk ke kelas diklat online di e-traininggurumelekit.edu20.org. Setelah mengikuti diklat ini, Anda akan menerima sertifikat yang dikirim via kurir. E-training ini hanya untuk guru yang berminat untuk jadi SUKSES saja.. J

Kelima, keberlanjutan dari penerapan IT penting diperhatikan agar pendidikan berkembang dan guru juga terus menerus secara mandiri mau untuk mempelajari berbagai fitur IT yang menunjang profesi. Belajar IT itu menyenangkan.

Nah, itu sekelumit tentang bagaimana membudayakan (belajar) IT di komunitas guru..

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun