Mohon tunggu...
Christian Aditya
Christian Aditya Mohon Tunggu... -

Mahasiswa yang sedang menempuh pendidikan Strata 1, mengambil konsentrasi studi Jurnalisme, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Rumah Tumbuh bagi Korban Erupsi Merapi

17 Maret 2011   09:37 Diperbarui: 26 Juni 2015   07:43 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Yogyakarta- Masih lekang ingatan kita akan dahsyatnya gunung merapi yang meluluh lantakkan rumah-rumah disekitarnya. Berbagai kegiatan pun dilakukan untuk memulihkan kondisi disekitar lereng gunung merapi, termasuk pembangunan rumah tumbuh bagi korban erupsi merapi.

“Saya tidak akan pindah kemana-mana mas, sudah dari kecil disini. Kalaupun pindah juga sama aja mulai dari nol lagi, lebih baik disini” ujar Sugiyo, warga Kalitengah, Sleman, Yogyakarta.

Banyak dari warga lereng Merapi yang menolak untuk direlokasi dan memilih untuk tetap tinggal di kawasan yang tergolong berbahaya tersebut. Melihat hal tersebut, akhirnya dibuatlah program pembangunan rumah tumbuh.

Rumah tumbuh adalah rumah yang berukuran 6x6 meter, dengan dinding yang terbuat dari batako dan beratapkan asbes. Dinamakan rumah tumbuh karena rumah yang dibangun secara bertahap dan berkelanjutan, disesuaikan dengan kondisi keuangan pemiliknya.

Sugiyo, mengaku senang mendapatkan bantuan rumah tumbuh dari para mahasiswa yang sedang melakukan KKN Peduli Bencana. “Saya sangat bersyukur mas, masih ada yang peduli dengan kami. Setidaknya kami bisa berlindung dari panas dan hujan”, ujarnya.

Ketika ditanya soal penggantian kerusakan akibat erupsi gunung merapi oleh pihak pemerintah. Sugiyo mengatakan sampai saat ini dirinya baru menerima bantuan pengganti ternak yang ikut menjadi korban. Selanjutnya ia menambahkan, uang tersebut hanya boleh digunakan untuk membeli ternak baru tidak untuk keperluan lain dan hingga kini masih berada di bank.

“Sampai sekarang belum saya ambil mas, jika tidak ada bantuan rumah ini saja kami masih tidur dipengungsian. Masak mau membeli ternak, terus mau ditaruh dimana”, ujar Sugiyo.

Sugiyo berharap hal-hal serupa terus digalakkan, sehingga para mahasiswa pun juga dapat merasakan apa yang menjadi masalah para korban erupsi merapi. “Tidak sekedar hanya janji-janji belaka, namun lebih kepada aksi dan perwujudan”, ujarnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun