Seiring berjalannya waktu, perkembangan teknologi semakin mempengaruhi hampir setiap aspek kehidupan. Kini, anak-anak tidak lagi hanya menghabiskan waktu mereka di luar rumah untuk bermain bersama teman-teman. Sebagian besar dari mereka kini lebih memilih menghabiskan waktu dengan perangkat teknologi di tangan mereka. Internet, media sosial, dan game online telah menjadi bagian tak terpisahkan dari keseharian mereka. Situasi ini memunculkan pertanyaan besar di benak para orang tua dan pendidik: bagaimana mendidik anak-anak agar tetap memiliki karakter yang kuat di tengah derasnya arus teknologi yang kerap kali membawa pengaruh negatif? Setiap pagi, pemandangan serupa dapat kita saksikan di mana-mana. Anak-anak yang tadinya berlarian di halaman, kini duduk terpaku di depan layar. Berbagai aplikasi dan permainan mengisi waktu mereka, menggantikan interaksi sosial yang dulunya terjadi di dunia nyata. Fenomena ini semakin menguat di tengah era pandemi, di mana pembelajaran online menjadi solusi utama. Namun, apa yang terjadi ketika anak-anak lebih banyak terpapar oleh teknologi daripada interaksi langsung dengan lingkungan dan sesama? Bagaimana peran pendidikan karakter di era yang serba digital ini? --- Ini adalah pengembangan paragraf narasi sebagai bagian dari langkah pertama dalam proses penulisan kolom. Dari narasi ini, Anda dapat melanjutkan ke pengembangan paragraf-paragraf selanjutnya sesuai kerangka yang telah dibuat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H