Mohon tunggu...
Christian Immanuel
Christian Immanuel Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Psikologi Universitas Pembangunan Jaya

Mahasiswa Psikologi Universitas Pembangunan Jaya

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Adiksi, Betapa Nikmatnya Bermain Game Gacha

7 Juni 2023   22:38 Diperbarui: 7 Juni 2023   22:55 376
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi adiksi bermain game. Foto: Shutterstock

Belakangan ini, Dimas terlihat lebih sering bermain  game di gawainya sehingga tugas-tugasnya terabaikan. Selain itu, ia juga mulai jarang bertemu dengan teman-temannya, terutama pada saat ekskul taekwondo. Hal ini sudah Dimas lakukan semenjak ia mengunduh  game A tiga bulan lalu. game A merupakan game gacha yang memang sedang naik daun karena kontennya yang menarik. Dimas beralasan bahwa bermain game A jauh lebih menyenangkan dibandingkan bertemu dengan teman-temannya. Mengapa demikian?

Apa sih  game Gacha itu?

Game gacha merupakan game yang mengandalkan keberuntungan seseorang loh! Kenapa demikian? Hal ini dikarenakan game gacha merupakan game yang menggunakan kemungkinan atau probabilitas sebagai kekuatan utamanya sehingga kesempatan pemain dalam mendapatkan suatu item menjadi tidak pasti (Andriyanto & Wibowo, 2023). Lalu, bagaimana cara seseorang mendapatkan item tersebut? Biasanya game akan menyediakan mata uang virtual yang bisa digunakan untuk mendapatkan item yang diinginkan. Jadi, dengan mata uang yang sudah ada, pemain akan diminta bertaruh untuk mendapatkan item atau karakter yang diinginkan. Walaupun demikian, game gacha menghasilkan penjualan yang sangat tinggi, terutama pada pengguna smartphone loh teman-teman!

Pada tahun 2020, pembelian barang dalam game mencapai 71,7 miliar US dolar secara global (Andriyanto & Wibowo, 2023). Di Indonesia, pendapatan dari pembelian dalam game mencapai angka yang fantastis, yaitu sebesar 1404 juta US dolar dan diprediksi akan meningkat sampai angka 1737 US dolar pada tahun 2023 (Andriyanto & Wibowo, 2023).

Popularitas  game gacha tidak terlepas dari berkembangnya model  game "freemium" yang merupakan salah satu strategi perusahaan game dalam menyediakan beberapa fitur premium secara gratis (Seo et al., 2019). Nah, tujuannya apa sih kira-kira? Tujuannya adalah untuk memancing para pemain agar mereka tergiur untuk membeli item in-game sehingga fitur tersebut dapat dinikmati secara jangka panjang selama  game terus dimainkan (Andriyanto & Wibowo, 2023). Item ini bisa berupa karakter, aksesoris, ataupun mata uang virtual yang digunakan dalam  game tersebut. Hal ini tentu saja dapat menarik pemain dan meningkatkan penjualan game tersebut.

 Game Gacha dan Adiksi

Tidak bisa dipungkiri bahwa game gacha akan menimbulkan adiksi kepada para pemainnya. Kenapa sih sampai bisa menimbulkan adiksi? Hal ini dikarenakan adanya keinginan pemain untuk mendapatkan karakter atau item tertentu. Kemudian, para pemain  game gacha juga akan memiliki kesenangannya tersendiri saat mendapatkan hal-hal yang mereka inginkan dalam game (Andriyanto & Wibowo, 2023). Hal-hal inilah yang membuat seseorang betah untuk terus bermain  game gacha.

Apa yang membuat game gacha menjadi memikat para pemainnya? Nah, biasanya para perusahaan  game akan menyediakan beberapa event dalam game yang menarik sehingga para pemain terus disibukkan dengan konten yang ada (Shibuya et al., 2019). Lebih jauh, orang yang sudah memiliki adiksi akan game gacha tidak akan sungkan untuk mengeluarkan uang pribadi untuk membeli uang virtual yang berada di dalam game. Perilaku ini dilakukan oleh para pemain karena mereka sudah memiliki kesetiaan akan game tersebut sehingga mereka akan mendukung perkembangannya (Balakrishnan & Griffiths, 2018).

Sudut Pandang Psikologi dalam  game Gacha dan Adiksi

Perilaku adiktif yang ditimbulkan game gacha dapat dijelaskan melalui salah satu teori psikologi loh teman-teman! Teori ini dinamakan pengondisian operan yang diperkenalkan oleh B.F. Skinner, seorang psikolog behavioristik. Menurut Skinner, perilaku seseorang dapat dipengaruhi oleh konsekuensi atas aksi yang ia lakukan (Cherry, 2023).  Sebagai contoh, orang yang mendapat imbalan akibat hasil kerjanya yang baik, maka ia akan cenderung untuk terus bekerja dengan performa baik agar mendapat hadiah. Dengan demikian, dalam proses pembelajaran, diperlukan motivasi atau dorongan untuk memperoleh suatu perilaku tertentu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun