"Ya... apakah saya perlu alasan untuk membantumu dan keluar dari zona nyaman aku? Lagipula kamu sendiri bukan yang mempercayaiku terlebih dahulu," Milan menjawab dengan gestur tubuh menunjukkan bahwa dia sebenarnya tidak ingin menjawab pertanyaan tersebut.
"Aku tahu, tapi Kamu kenapa tiba-tiba peduli dengan aku?" tanya Nora walau dia sendiri juga tidak ingin memberi pertanyaan seperti ini dia ingin memastikan bahwa Milan bukan hanya seseorang yang ingin mempergunakannya lagi.
"Itu... Maaf aku sendiri juga sebenarnya tidak tahu, tapi aku pastikan aku tidak akan melakukan apa-apa ke kamu kalau itu yang kamu takutkan," jawab Milan.
"Janji?" tanya Nora sekali lagi.
"Janji!" jawab Milan. Nora yang telah mendengar semua jawabannya Milan pun merasa senang karena akhirnya dia bisa mulai mempercayai seseorang lagi. Mereka berdua pun akhirnya mulai berjalan ke ruang guru bersama untuk mengumpulkan tugas kelompok mereka. Setelah mereka mengumpulkannya, mereka pun keluar sekolah untuk perjalanan pulang.
"Jadi apakah kita sekarang menjadi teman dekat nih? Padahal belum sehari loh," ucap Milan kepada Nora.
"Kalau kamu maunya begitu aku tidak apa-apa, aku sudah cukup senang bisa mendapatkan seorang teman yang bisa dipercaya," jawab Nora dengan senyuman. Milan yang melihat itu kaget karena dia tidak pernah melihat Nora senyum selama ini, melihatnya dia menjadi ikut tersenyum.
"Baiklah, oh ya kalau boleh tahu kamu rumahnya dimana ya?" tanya Milan.
"Tidak jauh, keluar gerbang sekolah lalu berjalan ke arah kanan sudah sampai kok kenapa?" jawab Nora lalu bertanya mengapa Milan ingin tahu rumahnya.
"Oh arah yang sama dengan aku, kalau begitu kita jalan bareng sampai rumahmu," ucap Milan.
"Hah? Rumah kamu memang dimana?" tanya Nora penasaran.