Maaf bila judul artikelnya agak 'melelucon', bukan maksud apa-apa tapi memang perlu disadari bahwa seluruh pihak sudah cukup konsern terhadap isu lingkungan, sampai-sampai banyak nama band yang berbau lingkungan (hehe).
Back to the topic, saya ingin menceritakan suatu konsep dan kegiatan yang mungkin klise tapi saya sendiri sempat tidak cukup sadar akan hal tersebut, dan memang bila itu benar-benar diterapkan sangat besar efeknya, dalam hal ini penyelesaian masalah lingkungan perkotaan atau skala wilayah. Yang saya maksud adalah FORUM KOMUNIKASI. Supaya membedakan dengan forum komunikasi lainnya dan supaya terlihat konsern forum tersebut, mari kita namakan Forum Hijau. Pernahkan kawan-kawan menghitung berapa banyak Lembaga Swadaya Masyarakat atau Organisasi atau Komunitas yang konsern terhadap lingkungan? Atau berapa banyak kejadian-kejadian sukses penyelesaian masalah lingkungan di sekitar wilayah atau kota anda? Jawaban kedua pertanyaan tersebut adalah BANYAK. Sebanyak apa, sesuai wilayah atau kota anda, namun yang pasti lebih dari yang anda pikirkan atau anda kira, kita hanya tidak tahu apa saja dan dimana saja tempat-tempat tersebut. Karena kita tidak berkomunikasi dengan mereka, hubungan antar individu maupun komunitas banyak yang terputus karena kita terlalu nyaman berada di zona kita sendiri, kehidupan sekitar yang sudah terlalu rumit hingga memutus tali silahturahmi antar kita (seringkali terjadi di wilayah perkotaan), dan juga karena kita pikir isu lingkungan hanya eksklusif di masing-masing kita. [caption id="attachment_129623" align="alignleft" width="300" caption="Partisipan-Partisipan FHB"][/caption] Adalah kota Bandung, bukan tempat kelahiran saya namun banyak memberikan pelajaran hidup bagi saya sehingga saya banyak berhutang budi akan warga dan lingkungan kota ini, yang mempunyai Forum Hijau Bandung. Forum tersebut biasa disingkat FHB, dibentuk sejak Februari 2009 oleh beberapa warga Bandung yang ingin menyatukan potongan-potongan puzzle atau pecahan solusi-solusi lingkungan dalam bentuk individu maupun komunitas yang konsern terhadap lingkungan di kota Bandung tersebut. Hal yang simpel namun tragis sebenarnya, di saat ratusan komunitas dan ribuan individu yang konsern terhadap permasalahan lingkungan namun tidak dipertemukan sehingga tidak dapat bersinergi dan berkolaborasi untuk mencapai 1 tujuan besar bersama yaitu mewujudkan kota Bandung yang semakin lestari. Masalahnya adalah, KOMUNIKASI. Oleh karena itulah FHB didirikan sebagai forum wadah komunikasi umum yang terbuka untuk seluruh warga Bandung baik individu maupun komunitas/ lembaga/ perusahaan/ badan pemerintah, yang sama-sama mempunyai etikat baik untuk kelestarian kota Bandung. Konkretnya, FHB mengadakan kegiatan pertemuan yang rutin 2 minggu sekali di hari Senin pukul 18.30 hingga 21.00, kurang lebih 2 jam saja untuk duduk bersama mengetahui 'siapa sedang berbuat apa'. Dari situlah, terjadi komunikasi yang saling bersinergi dan berkolaborasi. Tempat FHB pun berpindah-pindah tergantung partisipan FHB yang sukarela meminjamkan tempatnya. Hingga akhir 2009, telah tercatat 194 partisipan yang mewakili 57 lembaga, baik dari Pemerintah, Swasta, Organisasi Akademisi, dan juga Organisasi Swadaya Masyarakat. Yang menarik adalahsetiap partisipan FHB harus mentaati peraturan utama, yaitu 'Tong Pundungan!' atau bahasa indonesianya 'tidak boleh ambek atau marah'. Karena banyak partisipan FHB yang datang berasal dari berbagai latar belakang lembaga, contoh apabila ada diskusi dan ada pendapat yang menyindir atau menjurus ke salah satu pemangku kebijakan kota misal Pemerintah atau Swasta, pihak yang terkait tidak boleh ambek, karena itu adalah pendapat individu, alangkah baik apabila ada klarifikasi sehingga semua jelas terselesaikan. Seringkali di pertemuan FHB seperti pers conference, karena sering terjadi klarifikasi yang berefek pada penyelesaian masalah bukan menjadi gosip atau isu yang abu-abu. Sehingga sekali lagi intinya adalah KOMUNIKASI. [caption id="attachment_129624" align="alignright" width="300" caption="Penghargaan dari PU, hasil Sinergi dan Kolaborasi!"][/caption] Apakah ada efek berarti dari setiap pertemuan forum tersebut? Awalnya mungkin kami hanya berdiskusi, berdialog, dan bermimpi kota Bandung yang lestari, namun tidak hanya itu ternyata. Desember 2009 lalu kami membuat proposal yang memenangkan Sayembara Kota Lestari dari Departemen Pekerjaan Umum (PU) di Bali, kami juga sering berkomunikasi aktif dan mengaudiensi Pejabat Pemerintah seperti BPLH Kota Bandung, BPLHD Jawa Barat, Walikota dan Wakil Walikota Bandung, maupun Gubernur dan Wakil Gubernur Jabar. Itu semua karena komunikasi dan sinergi serta kolaborasi yang kami lakukan. Memang seharusnya Pemerintah menjadi pihak yang memoderasi atau mengakomodir perihal komunikasi tersebut, tapi daripada kita terus menuntut dan tidak menyelesaikan masalah, alangkah baiknya apabila ada Forum-Forum Hijau di masing-masing kota yang mengakomodir KOMUNIKASI antar pemangku kebijakan (stakeholders) khususnya di perkotaan, sehingga permasalahan lingkungan dapat terselesaikan secara bersama-sama. Karena sebenarnya SEMUA TELAH BERTINDAK, TINGGAL KITA MERAPIKAN PERGERAKAN TERSEBUT UNTUK SUATU TUJUAN BERSAMA.
Salam Sinergi dan Kolaborasi!
---------------------------------------------------------------------------------- tulisan ini dapat dilihat juga di notes facebook. Kunjugi juga blog Forum Hijau Bandung.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H