"Rahel? Kok belum pulang? Mau bareng aja ngga, kebetulan kita satu arah," tawarnya kepadaku.
   "Emm, kalo ga repot boleh deh," jawabku sambil memasang wajah sedikit tak percaya.
Aku dan Kak Karel pun berboncengan menuju rumahku untuk pertama kalinya. Dalam hatiku banyak rasa tak percaya karena baru tadi siang aku bertemu dengan dia. Matahari yang hampir terbenam dengan lampu kota yang mulai menyala menemani kami saat di perjalanan.
     Siang ini akhirnya mengubah kisahku di sekolah bersama laki-laki yang kutemui di kantin sekolah tadi siang. Kedekatanku dengan Kak Karel yang ku kagumi berlanjut hingga kami akhirnya semakin hari semakin dekat. Jaketku yang selalu menempel di hoodienya saat berada di atas motor sepulang sekolah membuat wangi parfum maskulin melekat pada jaketku. Rasa terima kasih ketika ku mengingat berkat dompet kecilku akhirnya aku bisa menikmati masa SMA ku dengan sempurna.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H