Pertama saya masuk kelas X.IIS 3 di SMA Negeri 16 Bekasi inilah saya baru belajar seperti, mata pelajaran sosiologi dan bahasa jepang. Pertama kali saya belajar sosiologi tepatnya pada hari Kamis, 07 agustus 2014. Hari kamis ini juga kami baru perkenalan dengan guru mata pelajaran sosiologi ini yang bernama Pak Wahyu. Setelah perkenalan kami diberi tugas, pengertian sosiologi menurut August Comte, arti masyarakat, prinsip dasar sosiologi menurut Ibnu Khaldun, istilah sejarah sosiologi. Hari jumat kami belajar sosiologi lagi, hari ini kami belajar tentang 4 prinsip dasar sosiologi yaitu ada, teoritis, empiris, komulatif, dan non-etis. Teoritis artinya sosiologi selalu berusaha untuk menyusun kesimpulan dari hasil observasi(pengamatan langsung) untuk menghasilkan teori keilmuan. Empiris artinya berdasarkan pada pengamatan langsung(observasi) terhadap kenyataan-kenyataan sosial dan hasilnya tidak bersifat spekulatif(tidak jelas/menduga-duga). Komulatif artinya teori dalam sosiologi dibentuk atas dasar teori yang sudah ada sebelumnya. Non-etis artinya tidak memandang baik atau buruknya suatu masalah atau bisa disebut juga bersifat netral. Sosiologi ini termasuk dalam ilmu pengetahuan murni(pure science), bukan sebagai ilmu pengetahuan terapan(applied science).
Setelah 2 kali pertemuan belajar sosiologi, saya menjadi tahu apa itu sosiologi, siapa bapak sosiologi, 4 prisip dasar sosiologi. Sosiologi itu berasal dari bahasa latin yaitu socius yang berarti teman, kawan, sedangkan logos berarti ilmu pengetahuan. Walaupun banyak definisi tentang sosiologi namun pada umumnya sosiologi dikenal banyak orang sebagai ilmu pengetahuan tentang kemasyarakatan. Sosiologi sebagai cabang ilmu sosial yang dicetuskan pertama kali pada tahun 1842 oleh ilmuan Prancis yang bernama August Comte yang dikenal sebagai bapak sosiologi. Menurut August Comte, sosiologi adalah suatu disiplin ilmu yang bersifat positif yaitu mempelajari gelaja-gejala dalam masyarakat yang didasarkan pada pemikiran yang bersifat rasional dan ilmiah.
Satu minggu kemudian kami seluruh siswa-siswi kelas X.IIS 3 diperintahkan untuk melakukan observasi dan belajar menggunakan metode kuantitatif dan metode kualitatif. Metode kuantitatif yaitu metode yang mengutamakan bahan penelitian dan keterangannya menggunakan indeks, tabel, dan formulir tertentu. Sedangkan metode kualitatif yaitu metode ini digunakan apabila hasil data penelitian diukur dengan angka atau dengan ukuran yang lain yang bersifat eksak.
Satu minggu kemudian kami belajar tentang Max Weber, dan Emile Dukheim. Pertemuan minggu selanjutnya belajar tentang pengertian individu, kelompok, dan hubungan sosioal. Individu merupakan kesatuan yang terbatas yaitu sebagai manusia perseorangan bukan sebagai manusia keseluruhan. Kelompok sosial yaitu suatu kumpulan orang-orang yang mempunyai hubungan dan saling berinteraksi satu dengan yang lain dan dapat mengakibatkan tumbuhnya perasaan bersama.
Kesan:
- Menurut saya, pelajaran sosiologi itu dapat membentuk kemampuan berfikir. Karena, kita belajar sosiologi ini harus selalu menggunakan logika dan pola fikir kita sendiri. Maka, dari itu kita harus membentuk dan menggunakan kemampuan berfikir kita dengan baik.
- Menurut saya, dipelajaran sosiologi ini kami diajarkan untuk lebih percaya diri pada saat kita melakukan observasi dan melakukan verifikasi.
- Menurut saya, belajar sosiologi dengan Pak Wahyu itu menyenangkan. Karena, disini kita benar-benar diajarkan untuk menjadi siswa-siswi yang jujur dan disiplin dalam hal apapun.
Pesan dan harapan:
- Semoga pelajaran sosilogi dapat disenangi, dikenal, diminati oleh banyak orang dan orang yang sudah mempelajari pelajaran sosiologi ini dapat membagikan kepada orang lain yang belum tahu.
- Semoga ilmu sosiologi yang kita dapat tidak terbuang sia-sia melainkan kita bagikan kepada orang lain.
- Saya ingin lebih mendalami, memahami pelajaran sosiologi dan ingin lebih jauh lagi mengetahui apa itu sosiologi, siapa saja yang telah mengemukakan sosiologi.
- Janganlah menyia-nyiakan ilmu pengetahuan yang sudah kita dapatkan, melainkan kita kembangkan dan mendalami lagi agar ilmu yang kita dapatkan tidak sia-sia dan berguna bagi orang lain.
- Teruslah belajar, pahamilah, galilah, kembangkanlah dan bagikanlah apa yang sudah kita dapatkan dalam mencari ilmu. Karena, hanya orang yang mau belajarlah yang dapat mencapai kesuksesan, dan orang yang terus bermalas-malasan hanya akan mendapatkan sebuah kegagalan.
Demikian cerita yang dapat saya sampaikan tentang “kesan dan pesan selama belajar sosiologi”. Mohon maaf bila ada salah salah kata.
Terima kasih.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H