Mohon tunggu...
Kristyo Adi
Kristyo Adi Mohon Tunggu... -

mencoba menghargai arti setiap insan yang pernah hadir dihidup ini

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Happy B'Day To You (Suara Sahabat)

5 Desember 2011   10:00 Diperbarui: 25 Juni 2015   22:48 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

“Hari ini… hari yang kau tunggu, bertambah satu tahun… usiamu… bahagialah kamu

Yang ku beri… bukan jam dan cincin, bukan seikat bunga… atau puisi… juga kalung hati

Maaf… bukannya pelit… atau ngga mau… ngemodal dikit

Yang ingin aku… beri padamu do’a stulus hati

Smoga Tuhan… melindungi kamu, serta tercapai smua angan dan cita-citamu

Mudah-mudahan… dibri umur panjang, sehat selama-lamanya

Slamat Ulang Tahun Chriiiiissssttt… “

Itu lagu yang kalian nyanyikan dulu, stiap malam 5 desember. Fitri, Rani, Joe, Nina, Linda, Rama, Andi. Kita, kami… tersenyum menyanyi bersama dalam segala keterbatasan. Keterbatasan akankebutuhan hidup yang harus kita tampung sendiri. Keterbatasan akan usia kita yang masih belia tuk menghantam congkaknya dunia. Keterbatasan akan segala hal yang disebut orang sebagai cinta dan keluarga.

Dulu terasa indah, dengan kue tart yang tak begitu besar,dan tentu tak mahal... menampik segala ketiadaan, kalian memberikan yang terbaik bagiku. Suara sengau, tawa lepas yang tak seorangpun bisa tiru, cukup diiringi dengan gitar murahan kusam, mampu membelah kerasnya hantaman garis nasib kita.

Hari-hari kita dulu, tak jarang kalian mengecewakanku. Tak jarang kalian menertawakan kelemahanku. Dan tak jarang pula kalian membanggakan sedikit kemampuanku. Itu lah yang slalu membuat aku nyaman, kalian memiliki aku dalam stiap sisiku, karena memang hanya kalian pulalah yang aku miliki. Kita saling ejek, saling puji, saling memotivasi, dalam kehidupan manusia yang slalu menerkam dengan caci maki tanpa peduli sosok-sosok kecil ini, kita…kami.

Kalian… ntah bagaimana dulu kita bisa bersama, dengan cerita yang tak jauh berbeda, padahal kita memang tak sama. Mengarungi arus kehidupan yang deras menyapu, dan kita bisa bergandengan tangan bersama melangkah kedepan, meski langkah itu terasa kecil dan berat. 7 tahun kita berbagi, aku makan dengan apa yang kalian makan, aku lapar dengan apa yang kalian laparkan.

Kini semua tlah berbeda. Aku terus berlari mengejar mimpiku. Aku tak mau selamanya menjadi sasaran penderitaan. Aku tak sanggup membayangkan dewasaku dalam kegelapan. Kututup mataku, kuberlari dan terus berlari, menembus waktu mengejar mentari. Dan sampailah aku disini, diruang dengan cahaya yang lebih hangat…. namun sepi.

***

Ini malam 5 Desember ke-23 ku. Aku termenung, hening sejenak dari kebisingan kota. Lalu kutemukan diriku disini, sendiri. 9 tahun yang lalu masih ada kalian disisiku, dengan lagu dan ucapan itu. Dan kali ini, seperti dengan beberapa tahun terakhir, malamku dihiasi dengan kue coklat besar, dan mahal yang dulu tak akan mungkin bisa kalian beli untukku. Malam ini, hingga esok… akan ada puluhan ucapan selamat dari teman-teman maupun rekan kerjaku. Tapi entah kenapa, ada bagian yang hilang disini… didalam hatiku.

Kalian, dimana kalian sekarang? Sudahkah kalian temukan apa yang kalian cari? Lihat, disini aku berdiri… dengan keadaan yang lebih baik dibanding dulu. Aku punya materi yang mampu mencukupiku dengan hiburan, di banding rasa lapar kita waktu itu. Tidakkah kalian bisa bangga padaku, sama seperti dulu kalian bisa membanggakanku?

Setidaknya ingin kudengar kalian menyanyikanku lagu itu malam ini. Bukannya aku tak bersyukur, karna kini kupunya kekasih yang slalu setia menemaniku, teman-teman yang banyak dan bahkan aku sendiri tak cukup meluangkan waktu untuk mereka. Namun, kalian adalah sahabat-sahabatku… kalian punya tempat tersendiri dihati ini. Takkan ada yang bisa mengganti.

Temanku saat ini, ada karena aku menjadi saat ini. Tapi kalian dulu, ada karena aku tersisihkan dari dunia. Kalian mengajariku, untuk menjawab ketidak adilan hidup dengan sejuta mimpi tuk menggapai langit. Untuk tak menyerah sekalipun bermandikan darah. Untuk menjadi orang yang jujur sekalipun tubuh hancur lebur. Untuk tidak berubah seturut dunia skalipun keadaan menjadi semakin sulit dan meniadakan kita.

Aku simpan erat suara tawa kita dulu, dengan harap mimpi, agar kebersamaan kita bisa kembali, dengan kondisi yang lebih baik. Ingin sekali malam ini kurangkul kalian, sosok-sosok tegar yang dulu menemaniku menari bersama tuk melawan tempaan. Semangat kalian, senyum kalian… kebersamaan kita adalah cerita masa kecil yang sangat memilukan hati, menyedihkan tuk dikenang, dan tak kan terlupakan sebagai piagam hidup, bahwa aku pernah memiliki….Sahabat kecilku, Sahabat lawas, Sahabat… sejatiku.

Make a wish tonight :

Lilin kecil ini telah mekar mendewasa, bercahaya sedikit lebih terang.

Semoga lilin yang lainpun akan menemukan nyalanya, biarlah sedikit menjadi terang disekelilingnya, dimanapun mereka berada.

Dan semoga cahayaku lebih menyala lagi, agar kelak kubisa membagi api ini ke lilin-lilin kecil yang kusam dan hampir padam, sama seperti kami…aku dan para sahabatku… dulu. AMIN.

“ Seribu kawan takkan pernah bisa menggantikan Satu Sahabat. Kawan akan ada disaat aku tetap berada diposisi yang mereka suka. Tapi Sahabat, selalu akan ada, jika aku masih ingat tuk menjadi diri ku, apa adanya. “ – Kristyo Adi.

***

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun