Mohon tunggu...
C.H.R.I.S.  (Paknethole)
C.H.R.I.S. (Paknethole) Mohon Tunggu... Bapakne cah-cah -

Kiranglangkungipun Nyuwun Agunging Samudra Pangaksami.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Rembulan Mengigau

27 Juni 2013   11:48 Diperbarui: 24 Juni 2015   11:21 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13723082931479265185

[caption id="attachment_251567" align="alignnone" width="500" caption="ilustrasi: jepretan pribadi"][/caption] . .

Rembulan kesiangan

wajahnya pias kelelahan

mungkin dia lena begadang

terlelap di tepian malam

mengigau racau resah  impian

tak sadar benderang tlah datang

.

Rembulan,..separuh usang

benar kata pucuk cemara

terangmu kini percuma

tak usah memaksa pesona

pemilik cahaya telah terjaga

.

Lebih baik segera pulang saja

berharap nanti meminjam lagi

sedikit bias dari mentari

sebelum bumi serta angkasa

dalam cibir palingkan muka

lama sudah menyimpan tanya

kemana saja kala gulita?

Saat tak satu bintang pun menyapa

kau slalu tiada di sana

.

pergilah...pergi kini..

sebelum terpanggang hari

tak guna kau terus menari

sinarmu tak dibutuhkan lagi

berkacalah pada telaga

parasmu sungguh pucat pasi

tak ada darah lagi

.

Benar kata pucuk cemara

kau bukan terang sesungguhnya

.

.

C.S.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun