. [caption id="attachment_145228" align="aligncenter" width="400" caption="from google"][/caption] . Gemuruh gundah yang tak mampu kutahan, akhirnya harus membuncah Saat sekian lama, ku terlena dalam bayang-bayang harapan akan gairah Gairah temukanmu, dalam balutan mesra indah merona, peluk dan desah Meski disudut sana, sudut jiwa, kutahu dirimu hanya fatamorgana indah . Aku lelah, letih menggapai, bayanganmu semu, selintas suara merdu Namun tak jua, rengkuhmu nyata, syahdu bersyair dalam lirik lagu Kau hanya untaian nada, sepenggal bait, mendayu dalam angin lalu Kau adalah dirimu, tak kuasa ku hayati, dalam simpulmu di hatiku . Aku nanar, menggelepar sadar, kau hanya bias sinar, kerlip dan samar Bayangmu akan sekejap pijar, hangat, namun mampu ubah liar membakar Kau akan menjadi apa saja, yang akan menjadi tanda semua hanya angan Tak kan mampu menyatukan, keinginan dan kenyataan, dalam rinai hujan . Akhirnya hanya beku, terhembus lembut sapuan senyap, iris rindu nan lalu Aku tak serasa, untuk kehilanganmu, karena nyata tak pernah memilikimu Kau akan berlagu semu dengan sayapmu, terbang dan hinggap dalam sendu Bahagialah dalam kesejatianmu, kini ku teduh lirihkan lagu,....melupakanmu . . C.S.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H