Kala lara di depan mata
Kenapa kau lebih suka
tanyakan dia ada di mana?
Bila tak sebutir
air matamu jujur mengalir
usahlah busa kaupelintir
agar mulutmu tak bau anyir
.
Di sini di sana di mana
derita-derita meluka
berita-berita terbaca
cerita-cerita meraja
Mungkin saja kita sama
jadikan mereka wacana
penghias santap siang belaka
melupa tak berarti apa-apa
.
Jika mampu kita
hanya duduk
kehendak kita
tak daya unjuk
lebih baik membisu dan tertunduk
berharap tangan-tangan memeluk
.
Hei, kenapa gigimu gemeretuk?
Tuluskah rasamu dalam telunjuk?
Marah padaku yang nyeletuk?
Jangan-jangan kau tengah kusyuk
Dalam berahi berasik masyuk
Karena derita mereka sungguh empuk
Jadikan pisau tajam untuk
menerjang musuh yang ingin kau tusuk?
.
.
C.S.
ibumu mungkin sedang ke pasar,
atau jauh tangga dan pagar
usah mengumpat kasar
ceboki saja adikmu agar
tangisnya tak lagi mekar
ataukah di lubuk dasar
kau benci ibumu
yang kisah itu belum tentu
telinganya tak mendengar ?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H