Mohon tunggu...
C.H.R.I.S.  (Paknethole)
C.H.R.I.S. (Paknethole) Mohon Tunggu... Bapakne cah-cah -

Kiranglangkungipun Nyuwun Agunging Samudra Pangaksami.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Janganlah Berbangga Saat Mampu “Merampas”!

14 Maret 2012   02:06 Diperbarui: 25 Juni 2015   08:05 162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1331690203471146512

Sungguh wajar ketika semua pihak merasa memiliki hak. Saat kewajiban itu telah dipenuhi maka akan secuil saja yang rela jika haknya terampas, oleh pihak yang merasa bebas potong kompas.

Kita tahu, semua ingin melaju, namun ketika jalur yang harus ditempuh itu padat berjejal, alangkah baiknya menimbang rasa walau sejengkal. Siapapun Anda, sebagus apapun moda untuk berkendara, jalanan itu adalah milik bersama. Ada banyak norma di sana agar semua bisa tiba pada tempat berkarya.

Terburu-buru, urusan anda lebih penting? Ah, sepertinya kami semua merasakan hal yang sama. Tentu saja kami rela berbagi hak, jika urusanmu menyangkut nyawa, asalkan Anda jujur berkata. Tapi, bukankah polahmu hanya berusaha, untuk mengambil semua celah di antara kita, tanpa sedikitpun berkata, maaf ataupun kelopakkan kaca jendela?

Meminta pengertian atau memaksakan kehendak kenekatan? Semua ingin dimengerti, namun ketika ada yang merasa berkesempatan untuk merampas hak berbagi, peluang teriak ketidakadilan yang akan terjadi. Jika seperti ini, salahkah jika kami tak memberimu kesempatan?

Janganlah bangga saat Anda mampu menerabas hak sahabat lain yang pantas melintas. Ketika hal itu mampu dilakukan, semua karena kebesaran serta kesabaran pihak lain yang terpaksa melepas haknya.  Tak ada kata sebuah kerelaan, namun hanya tak ingin memperbesar sebuah kekacauan. Terpaksa memberikan ruang memanjakan untuk sebuah kesalahan, meski sebenarnya bukanlah suatu pembelajaran.

Sehebat apapun, seindah apapun, selaju apapun modamu, namun cara Anda saat  menggunakannya, akan menunjukkan siapa di dalamnya, sampai di mana olah rasa dan pikirnya. Saat Anda “tersesat” akan lebih pantas untuk kembali berputar, diam “mengemis” pihak lain yang rela, menunggu tak ada lagi yang melintas atau pihak yang bertugas utama memberikan pelajaran "tata krama" pada Anda itu datang.

Salam.

.

.

C.S.

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun