Mohon tunggu...
C.H.R.I.S.  (Paknethole)
C.H.R.I.S. (Paknethole) Mohon Tunggu... Bapakne cah-cah -

Kiranglangkungipun Nyuwun Agunging Samudra Pangaksami.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Dik

16 Januari 2015   00:14 Diperbarui: 17 Juni 2015   13:03 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Dik

Aku tak sabar lagi

kau selalu kunanti

duduk berdua

Di teras rumah kita

Semoga saja

hujan menyapa

gerimis pun tak mengapa

.

Dik

Sudahlah

Semua debu telah tersapu

olehmu

Letakkan dahulu gelas-gelas itu

Kemarilah

bersandarlah

wangi tubuhmu tersaji

paduan semerbak kopi

kita kecup segala janji

tuk berbincang tentang

segala angan dan kenangan

lalu deraikan tawa

pada

uban yang hiasi rambut kita

masa berlalu tiada terasa

.

Dik

hari menjelang senja

cinta ini masihlah sama

dan selalu akan sama

aku memelukmu

sepenuh waktu

.

Dik

Hujan telah gemericik

Tetes kerinduan yang berbisik

Kau tetap tampak cantik

.

Dik

Puisiku

untukmu

tiada titik

.

.

C.S.

15 jan 15

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun