Mohon tunggu...
C.H.R.I.S.  (Paknethole)
C.H.R.I.S. (Paknethole) Mohon Tunggu... Bapakne cah-cah -

Kiranglangkungipun Nyuwun Agunging Samudra Pangaksami.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

O, Pantes Dia Korupsi! Uyeng-uyengnya Saja Dua!

6 Februari 2012   05:35 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:00 2964
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Anak siapa sih dia? Nakal banget! O, pantes! “uyeng-uyeng”nya saja dua!"

Kalimat seperti itu sering Saya atau mungkin Anda dengar jaman dahulu saat kita-kita masih anak-anak. Sebuah ungkapan dari pihak yang lebih dewasa saat menyikapi kenakalan seorang anak yang dianggapnya sudah “terlalu”. Uyeng-uyeng di sini adalah titik pusaran rambut di kepala. Lazimnya tiap orang mempunyai uyeng-uyeng ini dan sebagian besar berjumlah satu.

Karena jarangnya seseorang memiliki jumlah pusaran rambut lebih dari satu itu, banyak yang “menandai” bahwa saat seseorang (katakanlah bocah) memiliki jumlah uyeng-uyeng dua atau tiga (belum pernah Saya menemukan yang lebih dari tiga) itu, biasanya adalah anak yang “nakal”.

Tentu saja Saya tak ingin mengajukan sebuah teori yang “mutlak” benar, tapi berdasarkan pengalaman selama ini (dari masa kanak-kanak sampai menjadi bapak-bapak sekarang), Saya melihat kecenderungan itu memang ada. Di masa kecil, saya seringkali juga menandai teman-teman bermain Saya itu. Dan Saya lumayan setuju dengan pendapat itu, teman-teman yang memiliki uyeng-uyeng berjumlah dua atau lebih cenderung lebih nakal, jahil, suka semau gue dan bandel. Meski kesan awal itu yang pertama kali muncul, tidak mengabaikan juga dengan catatan bahwa mereka cenderung lebih kuat, ada saja akalnya, dan seringkali memiliki “tuah” keberuntungan. Saat memancing ikan, umpan mereka lebih sering dimakan ataupun dalam beberapa permainan seringkali menjadi pemenang.

Jika kecenderungan itu benar, bukan berarti anak yang memiliki uyeng-uyeng dua atau lebih itu menjadi terkesan negatif atau trouble maker. Bandel, kuat, penuh akal, dan keinginan bertindak semau sendiri itu tentu saja bisa diarahkan oleh pendidiknya menjadi kelebihan yang positif bagi perkembangan si anak. Jika bakat yang berlebih itu mengena, ketika dalam masa perkembangannya tersalur pada hal-hal yang baik, maka yang pasti hasilnya akan lebih baik juga.

Ini hanya penandaan Saya selama ini lho! Jangan dianggap sebuah pendapat ilmiah! Kemungkinan tidak benarnya jelas ada, lah. Seperti halnya anak-anak yang memiliki uyeng-uyeng “standar” atau satu saja. Belum tentu mereka itu tidak nakal, bandel,atau, semau gue. Banyak juga yang seperti itu. Namun sekali lagi Saya melihat kecenderungan itu ada pada anak-anak yang memiliki uyeng-uyeng dua (bisa jejer di ubun-ubun, atau salah satunya berpusar di jidat) atau bahkan tiga.

Nah, karakter/bakat awal itu jika tidak dipantau dan diarahkan oleh orang tua serta pendidiknya, bisa jadi sisi “negatif” itu akan terbawa sampai mereka dewasa. Bayangkan jika bakat nakal, bandel, semau gue,pantang menyerah dan seringkali cerdas itu tidak menemukan “jalan yang benar” sampai mereka dewasa, bisa jadi tindakan-tindakan mereka akan sangat merugikan. Apalagi jika mereka nantinya memiliki akses untuk berlaku korupsi, pasti akan hebat pula dalam melakukannya.

Hehe,..ini cuma obrolan kecil lho. Jangan tersinggung bagi yang memiliki uyeng-uyeng dua atau tiga dan jangan bangga dulu bagi yang memiliki uyeng-uyeng standar. Cuap-cuap Saya hanya sebatas berteori dari sudut sempit, yaitu uyeng-uyeng.

Eh,...maaf, atau ada di antara Anda yang malah tidak punya uyeng-uyeng? Tak mungkin lah, kecuali faktor kerusakan alam/umur yang membuat ada yang terpaksa tidak terlihat jumlah uyeng-uyengnya ya,..he..he.

Barangkali saja para penyidik di KPK ada waktu buat iseng. Sekali-sekali sempatkan melihat uyeng-uyeng tersangka atau saksi yang mereka periksa. Dan kalau menemukan ada yang memilik uyeng-uyeng dua, cukup dibatin saja “, O, pantes dia korupsi! Uyeng-uyengnya saja dua!”

Hehe..., omong-omong, uyeng-uyeng Anda berapa? Hanya bercanda..., gitu saja kok cemberut.

Salam uyeng-uyeng.

.

.

C.S

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun