Mohon tunggu...
Chrisseptina Damayanti
Chrisseptina Damayanti Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis Bebas

Saya punya banyak hobi.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Permainan

19 Juli 2023   13:04 Diperbarui: 19 Juli 2023   13:07 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Waktu itu, kau tunjukkan sebuah permainan dalam gawaimu yang baru saja kau pasang. Dengan senyum bangga bahwa kau mampu hingga tingkat tertentu, kau mendorongku untuk memainkannya juga.
Tak ingin ambil resiko, kupakai identitas observer untuk melihat taktik permainanmu itu. Kumemperhatikan bagaimana kau memainkannya. Lihai sekali jari jemarimu memainkan karakter di dalamnya.
'Hhm.. Menarik.. ' Mulai ada binar di mataku.. Kuambil gawai pribadiku, kupasang permainan itu dengan membersihkan bebrapa hal lain yang menurutku bisa disingkirkan demi pemasangan permainan ini. Dan voilaa! Aku berhasil memasangnya.
Aku mulai memainkannya, mengambil peran yang menurutku sesuai dengan karakterku - dan menyesuaikannya dengan karakter yang kaumainkan.
Dan kita mulai memainkannya - bersama..
Kita naik tingkat dan mengalami kesulitan yang sama..
Tak pernah aku sebegininya menikmati sebuah permainan..
Di setiap waktu lengang yang kupunya, aku memainkannya.. bersamamu..
Pemberitahuan demi pemberitahuan muncul, mengabarkan bagaimana antusiasme kita tiap ada 'level up' atau musuh dan tantangan baru.. selalu kunanti!
Berhari-hari, berminggu-minggu, entah berapa lama kita menikmati permainan ini bersama. Aku senang memainkannya bersamamu.

**

Kemarin kau datang, dengan senyum yang sama.. Senyum manis, seperti biasa - tetapi ada rasa yang berbeda mengiringnya.
Kau katakan bahwa kau menemukan permainan yang lain, yang lebih menarik - menurutmu. Tercengang dalam diam diriku mendengarnya.
Kau menunjukkan padaku, tapi aneh.. permainan barumu itu seakan menarikmu jauh, jauh sekali dariku.
Kau tetap bahagia, aku bisa melihatnya - matamu tetap berbinar saat kau memainkan gawaimu.. di hadapanku..
Kau tidak perlu merasa bersalah jika aku tidak memainkannya!
Namun, tiba-tiba, seperti ada anak panah yang dengan sengaja ditancapkan tepat di jantungku.. sesuatu yang menyakitkan di dalam.
Kau berlalu.. dan dengan jelas kau tinggalkan permainan kita.. sudah tidak ada lagi pemberitahuan yang muncul darimu.
Tidak ada lagi antusiasmemu atau sekedar kelakarmu tentang kekalahan-kekalahan kita yang lalu.. atau impian bersama untuk menyelesaikan tiap tingkatnya yang makin sulit. Sungguh jelas, tidak ada lagi kabar kau akan memainkannya kembali.
Aku tidak yakin.. Sungguh, aku tak yakin.
Bagian mananya dari permainan ini yang membuatmu bosan?
Bagian mananya dari permainan ini yang tidak memuaskan hasratmu?
Atau hanya karena memang permainan yang baru jauh lebih menantangmu?
Aku tidak tahu.. Sungguh, aku tidak tahu.
**

Baca juga: Rindu

Aku hanya duduk di sampingmu, membiarkanmu memainkannya.

Dan aku diam, dikabuti perasaan kacau dan marah.. tapi tak mampu berbuat apa-apa..
'selamat menikmati permainanmu yang baru', bisikku.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Baca juga: Tempat Kembali

Baca juga: Jawaban

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun