sang dini hari berbisik padaku,
'kau boleh tertawa, boleh menangis, boleh menjerit, apa saja dalam pelukku.. hanya.. '
'hanya?' keningku berkeryit.
'iya, hanya biarkan sang hari nanti menggengam tanganmu erat dan menopangmu di pundaknya, supaya kau tidak jatuh tersandung lelah.'
aku menatapnya, setidaknya kata-katanya bukan sekedar bualan.
dan akhirnya, kuputuskan percaya padanya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI
Baca juga: Tempat Kembali
Baca juga: Mati
Baca juga: Permainan
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!